Binge Eating Disorder, Makanan Mengontrol Emosi, Apa itu?

Binge Eating Disorder, Makanan Mengontrol Emosi, Apa itu?
BALAS LEWAT MAKANAN: Ketidakseimbangan emosi membuat penyandang binge eating disorder terus-menerus makan. (MODEL: ASTRID LOVIANA - FOTO: DITE SURENDRA/ JAWA POS)

’’Jika sulit mengungkapkan perasaan, lebih baik cari cara lain. Tidak harus ngomong,’’ lanjutnya. Sarana tersebut, antara lain, tulisan, gambar, musik, dan hobi. Penyaluran itu lebih aman ketimbang ’’lari’’ ke makanan. Plus, ajak penderita ke psikolog atau psikiater.

Menurut Marga, untuk menemui psikiater atau psikolog, tidak perlu menunggu BED parah dulu. ’’Mereka bisa memberi solusi sekaligus alternatif menyamankan diri buat penderita,’’ ucapnya. Sebab, jika telanjur mengalami kebiasaan BED yang kompulsif, mereka wajib menjalani terapi.

Terapi yang dilakukan menyasar dua aspek, yakni psikis dan fisik. Alford menjelaskan, ada dua jenis terapi yang umum diberikan pada pengidap BED. Yakni, cognitive behavior therapy (CBT) dan dietary counseling. Selain itu, sharing dengan sesama penderita bisa membantu meringankan kebiasaan ’’kalap’’.

’’CBT adalah terapi untuk mengubah pola pikir dan pandangan yang bisa memicu bingeing. Sedangkan konseling diet bertujuan memperbaiki pola makan,’’ lanjut Alford. Yang paling utama, tentu saja niat dan kemauan pengidap BED untuk berubah. ’’Makin kuat spiritmereka, makin cepat penyembuhan,’’ tuturnya. (fam/c7/dos)

 


DIBANDINGKAN anoreksia dan bulimia, belum banyak orang yang mengenal binge eating disorder (BED). Namun, itu tidak berarti angka penderitanya tidak


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News