Bisnis Makanan dan Sewa Parkir Laris Manis Selama PON Papua, Omzet Hingga Jutaan per Hari

Bisnis Makanan dan Sewa Parkir Laris Manis Selama PON Papua, Omzet Hingga Jutaan per Hari
Suasana warung Bu Wahyu di Sentani, Kabupaten Jayapura. Foto: Amjad/JPNN

Di sisi rumah sebelah kiri, ada sepuluh mobil yang bisa masuk. Di sisi kanan, jadi parkir motor dan bisa menampung sampai puluhan motor.

Selain membuka warung minuman kecil dan juga berdagang buah pinang serta buah-buahan lainnya, dia memaksimalkan ajang PON XX Papua ini untuk meraup rezeki dari lahan parkir dadakannya.

"Biasa kalau ada pertandingan dulu juga sering dibuat parkir, tetapi karena PON, harganya beda. Ya, ini kan tidak setiap tahun ada, empat tahun lagi juga belum tentu ada, jadi ini sekarang kami berikan parkir Harga PON," tegasnya.

Yoku menyebut pendapatannya selama gelaran PON bahkan bisa sampai jutaan dari parkir. Kalau di hari-hari pertandingan biasa, dia hanya mendapat Rp300 ribu sampai Rp400 ribu, selama PON dia mendapatkan jutaan.

"Dari mobil ada Rp800 ribu, dari motor juga hampir sama, ya semua dari parkir saja bisa dapat Rp 1 juta lebih dalam sehari," tutur perempuan 63 tahun tersebut.

Dari warung minuman dan pinang, selama PON selalu masuk uang di atas Rp500 ribu. Karena itu, saat JPNN mencoba memesan kopi tubruk dan camilan keripik, uang Rp20 ribu harus dikeluarkan.

"Harga PON ya," kata mama Yoku lantas tertawa.

Istilah Harga PON sudah membahana di setiap lapak pedagang selama ajang multievent terbesar di Indonesia ini bergulir. Bagi mereka, kenaikan harga adalah hal yang lumrah, mengingat permintaan juga meningkat. Kalau biasanya belanja hanya satu kardus, maka selama PON mereka harus belanja minimal tiga sampai empat kardus.

PON XX Papua memberikan cerita positif tersendiri bagi warga yang memiliki usaha di Kabupaten Jayapura. Sejumlah usaha mengalami peningkatan omzet cukup tinggi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News