Bisnis Pernikahan di Australia 'Hidup Lagi' Setelah Terhenti Tiga Tahun Karena COVID
"Saya berusaha memastikan apa yang paling penting di hari pernikahan saya, memastikan orang yang saya inginkan hadir, dan tidak terlalu memikirkan kemeriahan pesta dan yang lainnya," katanya.
Dana lebih besar
Menurut Komisi Investasi Australia, sebelum COVID, rata-rata pesta pernikahan di Australia menghabiskan dana AU$36 ribu (sekitar Rp360 juta).
Marlene Murray dari Hinterland Tourism mengatakan mereka yang akan menikah tahun ini akan menghabiskan dana lebih besar karena pesta yang diselenggarakan akan menggunakan tempat lebih bagus dan suasana yang lebih meriah.
"Ada beberapa pasangan yang datang dan mereka ingin kami mengurus semuanya karena mereka merasa kewalahan dan juga tidak memiliki waktu," kata Marlene.
Di kawasan Sunshine Coast, Queensland yang merupakan salah satu kawasan wisata utama di negara bagian tersebut, nilai industri pernikahan setiap tahunnya bisa menyumbangkan sekitar Rp550 M ke perekonomian lokal.
"Sekarang kami sudah mulai hidup lagi," kata Marlene.
"Dulu memang kami sempat khawatir akan bangkrut, namun sekarang proyek sudah banyak lagi.
"Ada harapan besar di tahun 2023 dan di tahun 2024 mestinya lebih lagi."
Pelaku bisnis acara pernikahan di Australia mengatakan banyak pasangan kini sudah mulai merencanakan pesta besar dan mengundang banyak orang ke pernikahan mereka setelah kekhawatiran terhadap COVID mereda
- Waspada Covid Kembali, Kemenkes Imbau Masyarakat Terapkan Hidup Sehat dan Terapkan Prokes
- Usut Kasus Korupsi Pengadaan di Era Covid-19, KPK Panggil Anak Siti Fadilah
- Kemenkes Tiba-tiba Bicara Potensi Peningkatan Kasus Covid-19
- Aaliyah dan Thariq Halilintar Akan Menikah, Reza Artamevia Berpesan Begini
- WNI Didenda Hampir Rp100 Juta di Taiwan Gegara Bawa Daging Babi
- Sampah Saset: Masalah Besar Indonesia dalam Kemasan Kecil