BKNP PDI Perjuangan Menggali Konsep Koperasi Bung Hatta dan Bangunan Ekonomi Indonesia

Kedua, pilar perdagangan rakyat yang diwakili oleh syarikat dagang rakyat.
Adapun pilar ketiga, lembaga keuangan rakyat yang saat produksi dan keuntungan meningkat, maka inilah yang menjadi tempat untuk menaruh uang atau modal.
“Sebab, jika uang ini ditaruh di bank, maka ia akan mengalir ke kota dan rakyat tetap akan kekurangan darah,” lanjut pria kelahiran Bandung 6 November 1959 ini.
Bung Hatta telah menyusun dan membidangi berbagai gerakan dan bangunan ekonomi di Indonesia. Bung Hatta bahkan telah membidani lahirnya kongres koperasi pertama di Indonesia di tengah gagasan dan perdebatan antara tokoh bangsa saat itu.
Faisal juga menilai bahwa kelebihan Bung Hatta karena mampu untuk memahami konteks sejarah dan sosiologi masyarakat Indonesia, sehingga tidak ambil mentah-mentah apa yang didapat dari barat.
Menurut Faisal, hal ini seperti yang pernah diungkapkan oleh Bung Karno.
“Nasionalis yang sejati, yang nasionalismenya itu bukan timbul semata-mata suatu copy atau tiruan dari nasionalisme barat, akan tetapi timbul dari rasa cinta akan manusia dan kemanusiaan,” kutip Faisal.
Faisal menyimpulkan, ide-ide Bung Hatta berperan besar dalam landasan cetak biru perekonomian bangsa.
Faisal Basri dalam talkshow yang diprakarsai BKNP PDI Perjuangan menuturkan dalam konsep ekonomi, Bung Hatta menggagas sebuah istilah koperasi yang disebutnya sebagai persekutuan cita-cita atau di firma semacam persekutuan modal.
- Koperasi Merah Putih
- Demi Mewujudkan Reforma Agraria, Akademisi Usul Hak Milik Tanah Buat Koperasi
- Anggota Panja DPR Dukung Usulan Forkopi, Ini Isinya
- Pramono Minta Dikritik Selama Menjabat Sebagai Gubernur DKI
- Perihal Koperasi Desa Merah Putih, Tito Sulistio: Langkah Tepat Prabowo Membangun Ekonomi Pedesaan
- Ormas Kebablasan Bukan Diselesaikan dengan Revisi UU, tetapi Penegakan Hukum