Blok Mahakam Dinilai Harus Dikelola Pertamina

Blok Mahakam Dinilai Harus Dikelola Pertamina
Blok Mahakam Dinilai Harus Dikelola Pertamina
Menurutnya, produksi gas dari Blok Mahakam itu mencapai 2,6 tcf per tahun, dengan pangsa pasar terbesar adalah ekspor ke Jepang. "Sejak 1967 hingga 2009, total produksi gas dan minyak dari Blok Mahakam masing-masing telah mencapai 13,7 tcf dan 1.065,5 juta barel," katanya pula.

Marwan menjelaskan lagi, di blok itu sejauh ini lebih dari 1.288 sumur telah dibor sepanjang aktivitas ekploitasi dan eksplorasi. Investasinya sendiri sudah sekitar USD 21 miliar, dan pada akhir 2008 telah menghasilkan USD 99 miliar untuk penerimaan kotor. Dengan cadangan gas sebesar 14 tcf dan asumsi harga rata-rata minyak selama masa eksploitasi adalah 90 dolar AS per barel, serta kurs USD setara Rp 8.500, maka menurut Marwan potensi pendapatan kotor dari Blok Mahakam adalah USD 229.63 miliar. "Atau sekitar Rp 1951,88 triliun," katanya.

Dalam hal ini, Iress pun meminta agar pemerintah tidak tersandera oleh tekanan asing, target lifting dan komitmen pengembangan dan investasi migas, maupun kerjasama ekonomi yang ditawarkan kontraktor asing dalam upaya memperoleh perpanjangan kontrak itu. "Tahun 2017, Blok Mahakam harus dikembalikan kepada negara, untuk kemudian diserahkan pengelolaannya kepada Pertamina. Pertamina harus menjadi operator Blok Mahakam sejak 2017," tegas Marwan.

Lebih jauh, Iress juga meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk mewariskan kebijakan Blok Mahakam yang visioner, konstitusional, bermartabat dan pro-rakyat. "Bukan mewariskan ironi pada KK Freeport dan KK Inco," tegasnya pula. (boy/jpnn)

JAKARTA - Potensi pendapatan yang sangat tinggi dari Blok Gas Mahakam mengundang minat kontraktor untuk mengoperasikannya. Saat ini, kepemilikan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News