BMKG Ungkap Misteri Suara Dentuman di Malang, Oh Ternyata

BMKG Ungkap Misteri Suara Dentuman di Malang, Oh Ternyata
BMKG menjelaskan penyebab terjadinya suara dentuman. Ilustrasi Foto : Ricardo

Hal ini terjadi karena lapisan inversi berperan sebagai pemantul kurang sempurna bagi gelombang akustik, gelombang radio dan bahkan cahaya.

Lapisan inversi juga dapat membuat suara lebih keras hingga terdengar jauh. Seperti jika membunyikan klakson mobil di garasi yang tertutup, tentu lebih keras dibanding bunyi klakson di jalan raya. Ini karena suara terjebak pada ruang sempit.

Lapisan inversi membuat suara petir tidak mampu menyebar ke atas atau menjalar ke segala arah, karena sudah terjebak dan hanya dapat menjalar ke permukaan bumi saja.

Dalam hal ini suara petir akan terdengar lebih keras dan dapat didengar hingga jauh di kawasan yang terlingkupi lapisan inversi. Suara petir ibarat merambat melalui sebuah kanal audio mirip "tropospheric duct".

Secara teori, suara adalah gelombang akustik yang sudah terbukti dapat dipantulkan lapisan inversi.

Dalam kondisi inversi suhu, gelombang suara akan dibiaskan ke bawah, dan oleh karena itu dapat terdengar pada jarak yang lebih jauh.

Inilah konsep dasar mengapa lapisan inversi dapat membuat suara petir terdengar hingga jauh karena proses multi refleksi.

Suara petir jika sudah jauh dan dalam kondisi atmosfer tertentu dapat berubah “anatominya” sehingga tidak lagi seperti suara petir asli di sumbernya, tetapi dapat mirip dentuman.

BMKG menjelaskan mengenai penyebab suara dentuman di Malang, Jatim, dan beberapa daerah di Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News