Bom Domodedovo Dirakit di Desa

Pulang Kampung Sebelum Bunuh Diri

Bom Domodedovo Dirakit di Desa
Bom Domodedovo Dirakit di Desa
MOSKOW - Investigasi terhadap Akhmed dan Fatima, dua adik kandung pelaku pengeboman di Bandara Internasional Domodedovo Moskow, membuahkan hasil. Sedikit banyak, polisi mulai mendapatkan gambaran tentang aksi bom bunuh diri yang menewaskan 36 orang tersebut. Kemarin (10/2), aparat melanjutkan penyelidikan.

Dalam interogasi, Akhmed dan Fatima mengatakan bahwa Magomed Yevloyev sempat kembali ke kampung halaman mereka di Desa Ali-Yurt sebelum beraksi pada 24 Januari lalu. Konon, pria 20 tahun yang menjadi pelaku tunggal bom maut di bandara tersibuk Rusia itu pulang pada 19 Januari lalu. "Diduga kuat, bom yang dia ledakkan dalam serangan bunuh diri itu dirakit di sana," terang seorang investigator yang merahasiakan namanya dalam wawancara dengan harian Kommersant.

Mendengar keterangan tersebut, investigator semakin yakin bahwa Akhmed dan Fatima terlibat dalam aksi pengeboman. Apalagi, saat diperiksa, jejak bahan peledak dan plastik masih tertinggal di tangan dua remaja berusia 15 dan 16 tahun itu. Dalam aksinya 24 Januari lalu, Yevloyev memang menggunakan bom plastik yang dia rakit sendiri. Konon, kekuatan bom tersebut setara dengan 2-5 kilogram TNT.

Bersamaan dengan itu, agen rahasia Badan Keamanan Federal Rusia (FSB) menemukan pabrik pembuatan bom amatir di Desa Ekazhevo, Ingushetia. Lokasi desa tersebut tidak terlalu jauh dari Desa Ali-Yurt. Saat ini, petugas sedang menyelidiki kemungkinan hubungan pabrik tersebut dengan insiden 24 Januari lalu. Diduga, Yevloyev mendapatkan bahan-bahan pembuat bom dari pabrik tersebut.

MOSKOW - Investigasi terhadap Akhmed dan Fatima, dua adik kandung pelaku pengeboman di Bandara Internasional Domodedovo Moskow, membuahkan hasil.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News