Bom Manusiawi

Oleh Dahlan Iskan

Bom Manusiawi
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Berarti tiga jam setelah mobil itu diparkir. Setidaknya begitulah menurut cerita Betsy Williams kepada CNN.

Betsy tinggal di lantai 4 apartemen paling dekat dengan mobil besar itu. Persis di sebelah mobil-bom itu parkir.

Sepagi itu Betsy masih tidur nyenyak. Hanya mengenakan piyama. Tanpa apa-apa lainnya. Dia berniat baru akan bangun jam berapa pun –kalau matanya sudah tidak mau tidur lagi.

Sepanjang hari Natal 25 Desember itu Betsy tidak akan ke mana-mana. Dia berniat akan di kamar saja. Dan hanya akan terus pakai piyama saja.  Sepanjang hari. Istirahat total.

Namun sebelum jam 05.00 itu Betsy mendengar suara rentetan tembakan di jalan, di sebelah kamarnyi. Keras sekali. Sampai dia terbangun.

Kelihatannya itu suara dari senjata otomatis. Satu rentetan sampai mengeluarkan bunyi dor sekitar 8 kali. Betsy tidak menghitung angka persisnya.

Dia bangun. Menghubungi polisi lewat nomor 911. Lalu tidur lagi.

Ups, sekitar 5 atau 10 menit kemudian terdengar lagi serentetan tembakan senjata otomatis. Mirip yang pertama. Betsy menghubungi 911 lagi. Lalu tidur lagi.

Ia tidak setuju dikembangkannya 5G –sebagai alat yang akan menghilangkan hak-hak dan rahasia pribadi warga negara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News