Bom Marriot Menuai Kecaman

Bom Marriot Menuai Kecaman
Bom Marriot Menuai Kecaman
ISLAMABAD – Ledakan dahsyat yang terjadi Sabtu (20/9) malam di Marriott Hotel, Islamabad mengundang kecaman negarawan dari beberapa negara. Banyaknya nyawa yang melayang, menjadikan peristiwa itu sebagai serangan teroris paling berdarah yang pernah terjadi di ibukota Pakistan tersebut. Berbagai media melansir setidaknya 60 orang tewas bahkan, kejadian itu disebut sebagai 11 September bagi Pakistan.

Konon, sejatinya, ledakan bunuh diri di area hotel itu menyimpang dari yang direncanakan. Beberapa media melaporkan bahwa tujuan awal pengeboman adalah adalah kediaman Perdana Menteri (PM) Pakistan Yousef Raza Gilani.

Pasalnya, di tempat itu sedang berlangsung acara buka puasa bareng. Banyak anggota Parlemen Pakistan berkumpul di tempat itu. Begitu pula dengan beberapa petinggi negara dan komandan militer, juga hadir. Dan beberapa jam sebelumnya, Presiden terpilih Asif Ali Zadari memperingatkan Parlemen berkaitan tentang kerusuhan yang dilakukan Al Qaidah di perbatasan Afghanistan.

Tapi, lantaran keamanan di tempat itu terlampau ketat, maka truk berisi bom yang dibawa pelaku bom bunuh diri kesulitan. Maka, mereka pun mengalihkan sasaran pengeboman ke Marriott yang hanya berjarak beberapa ratus meter saja dari rumah Gilani. Meskipun bukan merupakan sasaran utama pengeboman, sebenarnya jaringan hotel mewah berskala internasional yang ada di Islamabad itu telah lama menjadi dianggap sebagai sasaran kelompok Islam garis keras. Sebab, Marriott kerap menjadi jujugan tempat pertemuan para diplomat negara-negara barat dan elit politik Pakistan.

ISLAMABAD – Ledakan dahsyat yang terjadi Sabtu (20/9) malam di Marriott Hotel, Islamabad mengundang kecaman negarawan dari beberapa negara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News