Boni Hargens Soroti Konsep Vaksinasi Ideologi yang Dikemukakan Bamsoet

Boni Hargens Soroti Konsep Vaksinasi Ideologi yang Dikemukakan Bamsoet
Ilustrasi - Direktur LPI Boni Hargens (kiri) menyoroti konsep vaksinasi ideologi yang dikemukakan Ketua MPR Bambang Soesatyo. Foto: Ist for jpnn.com

“Merawat ke-Indonesiaan yang berdasarkan Pancasila memerlukan kebijakan dan gerakan strategis dari negara yang melibatkan masyarakat sendiri. Karena radikalisasi terus meningkat dalam aspek militansi."

"BNPT memang meyakini potensi radikalisme menurun ke 14 persen dari 38,4 persen di 2019. Namun militansinya justru meningkat, itu yang harus disikapi dengan tegas dan jelas,” katanya.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo yang memberikan sambutan secara virtual dalam acara webinar tersebut mengakui keberhasilan Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan sedikit banyak memengaruhi kondusivitas politik dalam negeri.

Karena itu, kata Bamsoet, sapaan akrabnya, perlu kewaspadaan.

Sebab tumbuh radikalisme di dalam negeri juga dipicu oleh dinamika global termasuk kemenangan Taliban di Afghanistan.

“Tidak ada salahnya mengedepankan sikap kewaspadaan. Penting untuk kita ingat bersama, bahwa alat pertahanan terbaik dalam menangkal radikalisme bukan semata mengandalkan tindakan represif, melainkan dengan penguatan benteng ideologi,” ucapnya.

Bamsoet juga mengatakan paham radikalisme tidak semata-mata terpapar dan terdistribusi melalui proses indoktrinasi yang dilakukan secara langsung, atau melalui pendekatan dan metodologi konvensional lain.

Menurut dia, perkembangan teknologi informasi memungkinkan paparan paham radikalisme dapat dijangkau dan diakses hanya dalam batas sentuhan jari di layar smartphone.

Pengamat politik Boni Hargens menyoroti konsep vaksinasi ideologi yang dikemukakan Bamsoet.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News