Borobudur
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Kalau terjadi pelanggaran vandalisme pelaku bisa ditangkap dan diadili serta divonis on the spot.
Kepolisian Indonesia sekarang sudah bisa memanfaatkan teknologin digital untuk melakukan program e-tilang atau tilang elektronik.
Para pelanggar aturan lalu lintas akan langsung mendapatkan notifikasi denda yang dikirim ke alamat rumah disertai bukti pelanggaran yang bisa diakses melalui barcode.
Pengelola wisata Borobudur bisa memakai teknologi yang sama untuk mencegah vandalisme.
Masih banyak alteratif lain yang bisa diambil untuk memastikan kelestarian Candi Borobudur.
Melakukan edukasi terhadap pengunjung akan pentingnya warisan budaya candi juga bisa dilakukan oleh para tour guide.
Sebelum masuk ke kompleks candi para pengunjung juga bisa dideteksi melalui peralatan detector untuk mencegah mereka membawa benda-benda yang merusak, termasuk permen karet.
Kalau permen karet disebut sebagai salah satu penyebab vandalisme yang paling umum maka penjualannya harus dilarang di lingkungan kompleks candi.
Candi Borobudur menjadi perbincangan nasional di jagat media sosial maupun media konvensional karena kenaikan harga tiket yang fantastis. Luhut pun dikritik.
- Terima Daulat Budaya Nusantara, Bamsoet Dukung Touring Kebudayaan Borobudur to Berlin
- Kabar Gembira, Jam Operasional Candi Borobudur Diperpanjang
- Candi Borobudur Harus Dipasang Payung? Para Akademisi Bersuara
- Prabowo, Luhut, hingga Wiranto Hadiri Pelantikan AHY di Istana Negara
- Kampung Seni Kujon Jadi Magnet Wisata, Groundbreaking Dilakukan November 2023
- Sandiaga Uno Ungkap Kondisi Terkini Luhut Pandjaitan