Boseke Minahaizi

Oleh Dahlan Iskan

Boseke Minahaizi
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Hanya saja kata ''Tuhan'' di situ aslinya berarti ''Kaisar''. Yang di sana juga dianggap setengah Tuhan.

Di Minahasa kuburan disebut ''waruga". Kata aslinya berbunyi ''wa ru ge''.

Kata itu sebenarnya berarti peti mati. Lalu bertransformasi menjadi kuburan.

Di buku itu juga ditulis bahwa hampir semua nama kampung lama di Minahasa asalnya dari bahasa Han. Demikian juga nama-nama gunung. Termasuk istilah-istilah sehari-hari di sana.

Boseke tergugah melakukan penelusuran (istilah saya untuk mengganti penelitian) bermula dari kakeknya. Yang sangat dituakan di Minahasa. Dulu. Setiap ada acara-acara adat ritual kakeknyalah yang diminta membaca mantra.

Namun sang kakek sendiri tidak tahu arti dari mantra yang dilagukan itu. "Itu bahasa Minahasa tua," ujar sang kakek setiap kali ditanya. "Rumit sekali menjelaskan artinya," tambah sang kakek.

Setelah kakeknya meninggal tugas itu menjadi tanggung jawab pamannya. Namun sang paman juga tidak tahu arti dalam mantra itu.

Setiap kali melagukannya selalu saja nadanya sendu. Sedih. Seperti meratap.

Asal kata Minahasa, tulis Boseke, dari bahasa Han: Min Na Hai Zi. Lalu menjadi Minahasa. Artinya: orang-orang (rakyat) dan anak-anak sampai di sini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News