Boseke Minahaizi

Oleh Dahlan Iskan

Boseke Minahaizi
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Boseke sendiri lantas kawin dengan orang Manado keturunan Tionghoa. Yang masih punya nama dan marga Tionghoa. Dari istrinya itu Boseke akhirnya bisa bahasa Mandarin.

Pengusaha biasanya selalu ingin tahu. Demikian juga Boseke.

Ia ingin tahu mengapa orang Manado berkulit kuning dan bermata sipit. Memang sudah ada bisik-bisik bahwa orang Minahasa itu keturunan Tionghoa.

Namun dari buku asal-usul Minahasa tidak pernah menguraikan secara jelas bagaimana hubungannya. Bahkan selama ini dikembangkan legenda bahwa orang Minahasa itu berasal dari keturunan seorang ibu yang kawin dengan anaknya sendiri --hanya mereka berdua yang tertambat di Minahasa.

Maka dengan dana sendiri Boseke melakukan penelusuran sampai ke Tiongkok. Khususnya ke Sichuan, salah satu pusat pemerintahan kekaisaran Han. Boseke juga ke Korea, Jepang, dan Taiwan.

Saat di Sichuan itu Boseke menemukan mantra yang dulu dialunkan kakeknya. Yang bunyi dan nadanya sangat mirip.

Ternyata itu adalah nyanyian sedih yang diratapkan bangsa Han setelah kekaisaran itu runtuh. Mereka menginginkan kejayaan kembali bangsa Han.

Itulah semacam doa yang terus diratapkan siapa pun yang menginginkan kejayaan kembali bangsa Han. Di mana pun mereka berada. Termasuk oleh mereka yang sudah menyebar ke mana-mana --akibat perang yang tidak habis-habisnya pasca-kejayaan kekaisaran Han.

Asal kata Minahasa, tulis Boseke, dari bahasa Han: Min Na Hai Zi. Lalu menjadi Minahasa. Artinya: orang-orang (rakyat) dan anak-anak sampai di sini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News