BPK Dinilai Blunder Karena Mengumumkan Kinerja Tujuh Bank
Lebih lanjut, Deni mengatakan temuan BPK itu cukup meragukan karena beberapa bank yang dikemukakan itu, melontarkan bantahan. Jika publik mempercayai temuan BPK, maka hasil akhirnya adalah bank runs terhadap ketujuh bank tersebut.
Nah, jika terjadi bank runs yang harus dipertimbangkan bahwa bank besar termasuk bank Himbara, tidak akan mampu membail-out ketujuh bank tersebut, bahkan akan menyeret bank-bank Himbara menjadi bank runs juga.
Pada gilirannnya, kata dia, bail out akan bersumber dari APBN yang menyebabkan defisit anggaran makin menganga karena, sudah mengantisipasi krisis pandemi. Negara yang sudah memiliki jaminan tabungan nasabah seperti Inggris saja, masih melakukan bail out.
"Bail out di bank Lloyds menelan biaya £ 20,3 miliar. Di mana pemerintah Inggris mulai pulih menjual 43 persen bail out nya pada 2013. Efek bola liar dari cara BPK mengumumkan nama ketujuh bank menciptakan konsekuensi logis yang sangat berbahaya bagi perbankan nasional," tandasnya.(fri/jpnn)
Kondisi krisis perekonomian dunia dan nasional akibat corona merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dengan seksama dalam setiap kebijakan dan tindakan yang berdampak terhadap perekonomian secara luas.
Redaktur & Reporter : Friederich
- 3 Tantangan Pemerintah Setelah Suku Bunga Acuan BI Naik, Wajib Bersiap!
- Sebut BI Fast Punya Kelemahan, Deni Daruri Sarankan Belajar dari AS
- UU Cipta Kerja Wujudkan Ekonomi Indonesia Lebih Inklusif
- Ekonom Indef Mewanti-wanti Stabilisasi Kurs Rupiah, Ada Apa?
- Selamat, Pemprov Banten Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut dari BPK
- Kejagung Sebut Korupsi Timah Rugikan Negara Rp271 Triliun, CERI: Tunggu Perhitungan BPK