BPOM Sita Ribuan Krim Pemutih Kulit
jpnn.com, SURABAYA - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Surabaya melakukan sidak. Targetnya adalah kosmetik yang tidak punya izin edar.
Hasilnya, selain tidak berizin edar, petugas menemukan ribuan kosmetik yang mengandung zat berbahaya.
Berdasar penelusuran sebelumnya, mereka langsung menuju ke ITC dan DTC. Untuk sidak di DTC, petugas BBPOM dibantu Polda Jatim menyisir dua gerai.
Masing-masing di lantai 1, yakni blok B dan C. Pemiliknya ternyata orang yang sama. Tidak ada nama tokonya.
"Hampir semua kosmetik di sini tidak memiliki izin edar. Beberapa malah sudah dilarang," ujar Kepala BBPOM Surabaya Sapari.
Ada ratusan merek kosmetik yang disita. Jumlahnya mencapai ribuan. Kebanyakan berupa pemutih.
Menurut seorang penjaga, produk jenis itu paling laku. Kalau ke toko tersebut, pembeli maunya beli produk yang bisa membuat wajah atau kulitnya menjadi lebih cerah. Mereka tidak terlalu memedulikan kandungannya.
"Salah satu merek bahkan menyebut ada hidrokuinonnya. Padahal, itu kan bahaya, apalagi tidak disebutkan jumlahnya," jelas Sapari.
Pemakaian hidrokuinon harus mengikuti anjuran dokter. Ada takaran untuk penggunaan kulit manusia, yakni maksimal 3 persen.
Petugas BPOM menemukan ribuan kosmetik yang mengandung zat berbahaya termasuk krim pemutih.
- Bea Cukai Musnahkan Roti Milk Bun Asal Thailand, Jumlahnya Gak Main-Main
- BPOM Gelar Konsultasi Publik Terkait Rancangan Revisi Peraturan Bahan Kosmetik
- YLKI & BPKN Desak BPOM Teliti Kandungan Bromat di AMDK
- MUI dan YKMI Kecam Penyebaran Hoaks Isu Bromat Air Mineral
- Bambang Soesatyo Minta BPOM-Polri Tarik Kosmetik Ilegal dari Pasaran
- Tawarkan Kulit Wajah Cerah Alami, Dr Ekles Skincare Bikin Jerawat Minggat