Brian Leung

Oleh Dahlan Iskan

Brian Leung
Dahlan Iskan. Ilustrasi: Jawa Pos

Bukan karena pembunuhan, tetapi akibat mengantongi uang bukan miliknya. Milik pacar yang dibunuhnya.

Demo adalah menu harian di Hong Kong. Tapi belum pernah ada demo sebesar itu.

Pemerintah terpaksa menunda pembahasan draf itu. Pun minggu lalu si pembunuh sudah bebas. Sudah selesai menjalani hukumannya.

Namun demonstrasi tetap berlangsung. Tiap hari. Dengan alasan baru: gugurkan draf itu. Jangan hanya ditunda.

Pun kalau dibatalkan belum tentu demonya berakhir. Masih ada tuntutan lain: bebaskan demonstran yang ditahan.

Ini agak sulit. Hukum di Hong Kong tidak bisa dikompromikan dengan alasan politik.

Maka demo pun terus berlangsung. Yang turun ke jalan tidak sebanyak bulan lalu. 

Namun ada dua momentum yang mereka manfaatkan. Pertama, ada KTT G20 di Osaka. Tanggal 28 Juni. Para pemimpin 20 negara besar kumpul di sana. Harapan mereka: G20 turun tangan.

Ia adalah tokoh utama demo terbesar di Hong Kong barusan. Juga yang naik ke meja pimpinan DPR tanggal 1 Juli lalu. Saat demonstran berhasil ia ajak menduduki DPR.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News