Brigadir J Menelepon Sang Ibu di Hari Kematiannya, Singgung Rencana Ferdy Sambo

Brigadir J Menelepon Sang Ibu di Hari Kematiannya, Singgung Rencana Ferdy Sambo
Polisi berjaga di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, Kompleks Polri Duren Tiga saat prarekonstruksi kasus baku tembak polisi yang menewaskan Brigadir J, Jakarta, Sabtu (23/7/2022). Foto : Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Kolumnis kondang Dahlan Iskan kembali menurunkan tulisan tentang kematian Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Pada tulisan berjudul "10.58" itu, Dahlan sempat menyinggung tentang adanya ancaman yang diterima Brigadir J. Konon bertubi-tubi.

Hal itu mengacu penjelasan tim pengacara Kamaruddin Simanjuntak melalui media, termasuk yang dihubungi oleh Disway, Johnson Panjaitan pada Minggu (24/7) malam.

Dahlan menyoroti soal klaim Kamaruddin yang menemukan bukti baru: pembicaraan telepon Yosua dengan keluarga.

"Yang dimaksud keluarga mungkin sang adik, yang juga anggota Polri," demikian dikutip dari tulisan Dahlan Iskan, Senin (25/7).

Asumsinya: Sang adik sampai dimintakan pindah dari tempat tugasnya di Mabes Polri. Kemungkinan lain: telepon itu ke ibunya.

Pengacara menyebut bahwa Yosua memang sangat dekat dengan sang ibu.

"Begitu berat ancaman yang diterima Yosua sampai Yosua dalam telepon itu menangis," begitu pernyataan Kamaruddin dalam tulisan pada kolom Disway, di  JPNN.

Konon Brigadir Yosua Hutabarat menelepon sang ibu di hari kematiannya, 8 Juli jam 10.58 WIB. Dia menyinggung rencana Irjen Ferdy Sambo...

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News