Bromo, Karawang dan Twitland

Oleh: Zaenal A Budiyono*

Bromo, Karawang dan Twitland
Bromo, Karawang dan Twitland
Tulisan ini akan sedikit “menggelitik” pembaca mengenai relasi rakyat dan pemimpinnya, dan kurangnya apresiasi di era press freedom sekarang ini. “Saya dari Situbondo ke Probolinggo, hingga Bromo terus membuka kaca mobil guna menghormati masyarakat yang berjajar di pinggir jalan. Tapi berita-berita yang begini sulit terlihat di tivi dan media kita. Ya tapi itulah realitas era kebebasan sekarang, saya dan kita harus memahami itu,” kata Presiden. Sepanjang pantauan penulis di lapangan, apa yang dikatakan Presiden SBY di atas bukanlah hal berlebihan.

Misalnya, antusiasme masyarakat kawasan Tapal Kuda di Jawa Timur dengan kedatangan SBY yang tak tersentuh media. Padahal, mereka rela berdiri di pinggir jalan hanya untuk melihat wajah Presiden dan Ibu Negara yang berkendara pelan dengan kaca mobil terbuka.

SBY dan Ibu Ani pun membalas kerelaan warga dengan melambaikan tangan dan menyapa. Bahkan beberapa kilometer jelang Hotel Bromo View, Probolinggo, massa menyemut hampir menutup jalan. Sampai 100 meter jelang hotel, kendaraan RI-1 tak bisa bergerak. Paspampres berusaha membuka kerumunan tapi dicegah oleh Presiden.

Ia justru yang turun dan menyalami masyarakat sambil berjalan kaki ke pintu hotel bintang dua di kota seribu taman tersebut. Itulah potret relasi rakyat dan SBY di tahun 2013—satu tahun jelang deadline masa pemerintahan kedua.

BERSYUKURLAH Indonesia yang punya Lautan Pasir Gunung Bromo. Tempat yang indah dan menakjubkan, dengan deretan gunung, pasir hitam dan bukit mirip

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News