'Brutal dan Mencekam, Itulah yang Kami Hadapi'

'Brutal dan Mencekam, Itulah yang Kami Hadapi'
Rombongan Legiun Veteran Republik Indonesia Cabang Banjarmasin saat berziarah ke Makam Pahlawan Nasional Brigjen Hasan Basry di Liang Anggang, Banjarbaru, kemarin (2/1). Foto: Syarafuddin/Radar Banjarmasin/JPNN.com

Gunung itu sekarang terkenal dengan objek wisata patung Bunda Maria di puncaknya.

"Kami dipimpin kapten asal Manado, namanya Worang Arnold," kisahnya. Gunung itu basis Fretelin, partai politik yang berafiliasi dengan Portugis dan menolak berintegrasi dengan Indonesia.

Selama dua bulan regu SSTB menggempur gunung setinggi 2.963 meter tersebut.

Tak hanya bertahan dari peluru, mereka juga harus menahan suhu dingin menggigit. "Minyak tanah yang kami bawa sampai beku," tambahnya.

Pernah pula mereka ditugaskan membebaskan Tim Nanggala dari Kopassus yang dikepung Fretelin. Karena itu pula regu SSTB juga disebut Banpur (Bantuan Tempur).

Rahasia pasukan Indonesia untuk bertahan di Timor Timur adalah pasukan lokal. Merekrut pemuda setempat yang orang tuanya dibunuh Fretelin.

Pasukan Indonesia memberi mereka kesempatan membalas dendam. "Awalnya kami suruh mencari kayu bakar dan makanan, bantu logistik. Belakangan kami didik bertempur," jelas Sukarno.

Selepas reformasi banyak diterbitkan analisa, fakta baru dan bahkan teori konspirasi yang menyudutkan Operasi Seroja.

PROVINSI Timor Timur lepas dari NKRI berdasar hasil referendum 1999. Kini, hati Sukarno remuk. Ia teringat 12 sahabat yang gugur di Bumi Loro Sae.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News