BTN Ajak Pengembang Terapkan Sistem Ekonomi Sirkular
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (BTN) Haru Koesmahargyo menuturkan sistem ekonomi linear atau tradisional, yang saat ini masih dominan diterapkan oleh pelaku usaha akan mengancam keberlangsungan bisnis dan lingkungan.
Pasalnya, sifatnya hanya mengambil sumber daya yang ada, membuat produk untuk digunakan konsumen, selanjutnya dibuang setelah digunakan.
Selain membuat volume limbah terus meningkat, bahan baku yang digunakan akan makin minim dan mendatangkan kenaikan harga produk.
Akibatnya masalah kebarlanjutan bisnis dan lingkungan terancam.
Berbeda dengan sistem ekonomi sirkular, Haru menerangkan, limbah produk bisa di-recycle atau di-reused, baik untuk produksi barang yang sama, maupun sebagai bahan baku pada industri lain.
Selain itu sistem hijau ini juga dapat memberikan multiplier effect terhadap penciptaan bisnis dan lapangan kerja baru sehingga akan mendorong pertumbuhan investasi.
Memandang kondisi tadi, Haru menilai terdapat risiko yang tinggi pada semua sektor bisnis bila terus menerapkan sistem ekonomi linear.
“Risiko bagi semua adalah ancaman perubahan iklim (climate change) yang membuat kian meningkatnya ketidakpastian bagi bisnis dan lingkungan alam,” urai Haru.
BTN juga aktif mendorong masyarakat menerapkan energi hijau melalui penggunaan kompor induksi yang menggunakan energi terbarukan.
- Lebaran, BTN Siapkan Uang Tunai Capai Rp39,44 Triliun
- BTN Prospera Bidik Ribuan Nasabah Baru Hingga Akhir 2024
- Kolaborasi dengan Apersi, Bank Mandiri Mempermudah Akses Kepemilikan Rumah
- Hadirkan 4 Fitur Baru, BTN Mobile Makin Agresif
- Gandeng Pemprov DKI, BTN Gelar Grand Launching Jakarta International Marathon 2024
- Diyakini Bakal Dongkrak Transaksi, BTN Luncurkan Kartu Debit Visa Contactless