Budi Arie Dinilai jadi Korban Hoaks soal Judi Online

Setelah itu, muncul juga pihak berinisial AK melalui T sebagai salah satu tenaga muda antijudol. AK memperlihatkan kemampuan sistem dan mesinnya bisa men take down 50 ribu sampai 100 ribu per hari.
"Sebenarnya ada beberapa nama lagi yang masuk tapi belakangan mereka mundur," ucap dia.
Semua tenaga itu memiliki latar belakang yang terpercaya. Bahkan, seluruh proses rekrutmen berikut administrasi ditangani Direktorat Pengendalian, termasuk Menteri Budi Arie memutuskan untuk AK diterima karena yang bersangkutan mengklaim punya skill IT.
"Hanya saja niat jahat yang sudah ada dari orang-orang yang mendekati (T dkk-red ) Budi Arie muncul dan di luar dari kewenangan pemerintah. Apalagi operasional dari kegiatan melindungi situs judol tersebut pun berada jauh dari radar kantor pemerintahan," katanya.
Karena itu, Tengku menegaskan, tidak ada perintah baik lisan atau tertulis dari Budi Arie untuk melindungi situs judi online.
"Jangankan melindungi 1000 situs judol bahkan 1 situs pun tidak ada, apalagi aliran dana. Menteri Budi Arie justru menjadi korban pengkhianatan yang dilakukan pegawai Komdigi," ungkapnya.
Apalagi kata Tengku, T ternyata bermain tanpa sepengetahuan direktur, dirjen aptika apalagi menteri.
"Jadi, perintah untuk menumpas judol tidak dilaksanakan, malah mereka tergoda bersekongkol dengan bandar judol," jelas aktivis GMNI ini.
Eks Menteri Komunikasi dan Digital RI (Komdigi) Budi Arie Setiadi banyak dirugikan terkait banyaknya misinformasi yang tidak akurat tentang kasus judi online.
- Kabareskrim Bicara Judi Online, Ada Kata Iming-Iming dan Kebohongan
- Komjen Wahyu: Tak Ada Cerita Main Judi Itu Menang
- 4 Tersangka Judi Online Situs agen138 Segera Disidang
- Bareskrim Bongkar Judi Online yang Libatkan Warga China, Uang Rp 75 M Disita
- PPATK Apresiasi Kinerja Pemerintah dan Polri dalam Penindakan Judi Online
- Perputaran Uang Judol Capai Rp1.200 Triliun, DPR: Ganggu Pertumbuhan Ekonomi