Bukti-bukti Kekerasan Aparat Saat Unjuk Rasa Omnibus Law Cipta Kerja

Ketika berangkat menuju lokasi demonstrasi Omnibus Law, Edo*, seorang relawan medis asal Bandung tidak mengira situasinya akan menjadi "sangat kacau".
"Begitu gelap, kebrutalan aparat penegak hukum ini mulai," kata Edo.
"Oknum-oknum aparat penegak hukum beraksi, memukuli semua orang yang berada di lokasi ketika sedang berkumpul. Siapapun itu."
Tidak lama setelahnya, Edo dan seorang relawan lain juga mengalami kekerasan.
"Badan saya tidak terpukul atau apa ya, tapi kaca [ambulan] nyaris pecah dari depan dan belakang," kata Edo kepada Natasya Salim dari ABC Indonesia.
"Dan saya ingat, ada satu pasien dalam mobil [lain] yang ditarik paksa. Saya tidak tahu kondisinya karena pintu belakang ditutup dan pecah."
Terkejut dan siaga, Edo segera berinisiatif untuk mengunci semua pintu ambulan dan menyelamatkan diri ketika ada kesempatan.
Ratusan kilometer dari Bandung, tepatnya di Surabaya, seorang wartawan CNN Indonesia, Miftah Farid Rahman juga menyaksikan dan mengalami kekerasan verbal dari polisi.
Ketika berangkat menuju lokasi demonstrasi Omnibus Law, Edo*, seorang relawan medis asal Bandung tidak mengira situasinya akan menjadi
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Begini Update Kasus Penembakan 3 Polisi saat Menggerebek Judi Sabung Ayam di Lampung
- Polda Riau akan Tetapkan Tersangka Kasus SPPD Fiktif yang Rugikan Negara Ratusan Miliar
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Modus Arisan dan Investasi, IRT di Purwakarta Tipu 580 Orang hingga Rp1 Miliar
- BG Minta Aparat Penegak Hukum Tindak Tegas Ormas Bermodus Premanisme