Bukti-bukti Kekerasan Aparat Saat Unjuk Rasa Omnibus Law Cipta Kerja
Saat itu, Miftah yang bertugas meliput di Gedung Negara Grahadi hari Kamis (8/10) berinisiatif untuk memotret penangkapan beberapa massa aksi.
Namun, anggota polisi segera menghampirinya.
"Saat memotret, sejumlah anggota polisi mengerubuti saya. Mereka mengancam dan memaksa saya menghapus foto di handphone," kata Miftah.
Photo: Foto yang diambil wartawan CNN, Miftah Farid Rahman di sisi selasar timur belakang Gedung Grahadi. Wajah korban telah dikaburkan oleh ABC Indonesia. (Foto: Miftah Farid Rahman)
"Mereka juga mencoba merebut ponsel saya. Salah seorang anggota polisi dengan 'batch' kuning bahkan nyaris membanting HP saya. Beruntung, HP berhasil saya genggam."
Selama meliput, Miftah tetap diikuti polisi dan sempat dikerubuti oleh lima hingga enam anggota polisi muda.
"Hapus fotonya atau mas mau saya pentung!" ujar seorang polisi yang menurut Miftah memiliki patch nama Fatkhur.
Tidak lama setelahnya, Miftah meninggalkan lokasi.
Ketika berangkat menuju lokasi demonstrasi Omnibus Law, Edo*, seorang relawan medis asal Bandung tidak mengira situasinya akan menjadi
- Dunia Hari Ini: Presiden Prancis Turun Langsung Redam Kerusuhan di Kaledonia Baru
- Pelaku Penikaman Imam Musala di Jakarta Barat Ditangkap Polisi
- KMP Permata Lestari I Terbakar di Pelabuhan BUMD Bengkalis
- 5 Fakta Penangkapan Pegi Terduga Pelaku Pembunuhan Vina Cirebon
- 2 Debt Collector Ditangkap Polisi Seusai Ambil Paksa Mobil Wisatawan di Jogja, 3 Lagi Masuk DPO
- Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Polisi Lakukan Ini di Rumah Pegi alias Perong