Bulan Sura, Seluruh Desa Gelar Wayang Kulit
Dana tersebut ada yang berasal dari Kas desa dan sebagian lagi merupakan iuran warga.
“Ada berbagai cara yang dibuat oleh desa. memang ada yang semua dananya berasal dari kas desa sehingga tidak menarik iuran dari warga,” bebernya.
Namun ada juga yang sebagian saja. Bahkan ada juga yang semuanya berasal dari masyarakat.
Semua itu tergantung kemampuan desa. Untuk desa yang kas desanya besar bisa semuanya diambilkan dari kas desa.
“Namun bagi yang kecil tentu harus menarik iuran warga. karena itu sudah menjadi tradisi yang masih pelihara, maka hal tersebut dasarnya adalah musyawarah desa,” kata dia.
Dia pun berharap agar pagelaran wayang kulit tetap pada upaya untuk menjadikan pagelaran budaya tersebut sebagai perekat masyarakat.
Sebab kegiatan budaya memang tidak bisa diukur dengan manfaat langsung.
“Namun semua itu sebagai bentuk menjaga kearifan lokal. Sebab kearifan lokal juga mempunyai peran yang strategis dalam menciptakan kedamaian di masyarakat,” ujarnya.
SELAMATAN Bumi atau juga dikenal dengan sebutan Memetri Bumi menjadi salah satu kegiatan budaya untuk melestarikan wayang kulit. Hal ini karena
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor