Bulog Dianggap Tak Optimal Serap Beras Petani

Bulog Dianggap Tak Optimal Serap Beras Petani
Persediaan beras. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Terus berulangnya kenaikan harga beras menjelang akhir tahun harusnya menjadi pelajaran bagi Bulog untuk mengantisipasi kenaikan harga. Salah satu sebab minimnya stok beras adalah kurang optimalnya Bulog menyerap beras petani.

Padahal, Menteri Pertanian Amran Sulaiman sudah meminta badan yang dipimpin Budi Waseso ini menyerap beras petani sebanyak mungkin dengan harga Rp 8.030 per kilogram.

Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Pusat Serikat Petani Indonesia (DPP SPI) Agus Ruli mengatakan, minimnya penyerapan beras petani juga disebabkan harga pembelian gabah dari Bulog lebih rendah dibanding harga di lapangan.

"Kami prediksi di akhir tahun ini atau awal tahun, diperkirakan akan kurang juga karena panen kita tidak maksimal," ungkap Agus saat dihubungi, Senin (20/11).

Dia mengharapkan, Bulog bisa membeli dari petani dengan harga yang layak. Selain itu, menurutnya petani harus diberikan insentif dan dukungan. Kemudian Bulog harus menyiapkan gudang penampungan dan pengeringan beras dari petani, agar kualitas berasnya baik dan bisa lama disimpan. Intinya, kata dia, bagaimana memaksimalkan beras dari petani.

Bahkan menurutnya tidak hanya Bulog, melainkan juga kementerian terkait yang dipimpin oleh presiden langsung. "Karena memang mandat UU Pangan itu harus dibuat kelembagaan pangan, permasalahan pangan itu harus dipimpin langsung oleh Presiden," kata dia.

Dia menegaskan, terlebih dalam tahun politik Indonesia saat ini, persoalan pangan harus terjamin. Karenanya, menjadi pertanyaan jika harga beras mahal dan ada defisit. (tan/jpnn)


Terus berulangnya kenaikan harga beras menjelang akhir tahun harusnya menjadi pelajaran bagi Bulog untuk mengantisipasi kenaikan harga


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News