BUMN Tak Terganggu Bencana Jepang
PLN Siap Rebutan Pembangkit Listrik
Senin, 28 Maret 2011 – 03:03 WIB
Sebelumnya, Direktur Utama PT Aneka Tambang (Antam) Tbk Alwinsyah Lubis mengakui, untuk komoditas nikel, Jepang menjadi pasar utama bagi ekspor Antam. Dari total ekspor sekitar 2,8 juta ton per tahun, sekitar 2 juta ton diantaranya diserap oleh Jepang. "Dengan adanya gempa dan tsunami ini, ekspor ke Jepang memang sempat terganggu," ujarnya.
Baca Juga:
Menurut Alwinsyah, gangguan ekspor terjadi akibat pelabuhan di Jepang yang biasanya dipakai oleh kapal pengangkut nikel, kini rusak akibat gempa dan tsunami. Meski demikian, lanjut dia, manajemen Antam sudah berkomunikasi dengan beberapa pembeli di Jepang terkait penundaan pembelian nikel dari Antam. "Intinya, mereka tetap akan beli (nikel Antam), jadi tidak ada pembatalan pembelian, cuma saat ini ditunda dulu," terangnya.
Alwinsyah optimistis, begitu kendala transportasi bisa diatasi, maka ekspor nikel ke Jepang akan kembali normal. Bahkan, kata dia, Antam akan menggenjot ekspor untuk menutup penundaan pembelian saat ini. "Kami optimistis, begitu Jepang pulih, ekspor akan naik," ujarnya.
Sementara itu, BUMN yang justru terkena dampak tidak langsung dari bencana Jepang adalah PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Direktur Utama PT PLN Dahlan Iskan menyebut, saat ini ada potensi berkurangnya pasokan komponen pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) dari AS dan Eropa. Padahal, PLN butuh komponen-komponen tersebut untuk membangun PLTG di tanah air. "Artinya, kita harus siap-siap rebutan dengan Jepang," katanya.
JAKARTA - Bencana gempa dan tsunami yang menghantam Jepang sempat memicu kekhawatiran bakal berdampak serius bagi dunia usaha di tanah air. Namun,
BERITA TERKAIT
- Berburu Keping Oreo Pokemon Mew, Hadiahnya Traveling ke Jepang
- Cetak Laba Rp 15,98 Triliun Pada Triwulan I 2024, Mayoritas Analis Rekomendasikan Beli Saham BBRI
- Semester I 2024: Pertamina Hulu Energi Catatkan Kinerja Cemerlang
- RUPST 2024 BRI Insurance Laporkan Kinerja Positif
- BRI & E9pay Perkuat Kolaborasi Layanan Finansial Bagi PMI di Korsel
- Pembiayaan Mikro dan Ultra Mikro BRI Capai Rp 622,6 Triliun