Bunga-Bunga Berlusconi

Kisah PM Italia yang Terjerat Skandal Moral

Bunga-Bunga Berlusconi
Bunga-Bunga Berlusconi
Kepada Giuliano Ferrara, redaktur Il Foglio yang pernah menjabat menteri dalam kabinetnya, Berlusconi mengaku dijebak. Dia merasa menjadi korban skenario politik ala Uni Soviet yang selalu melibatkan perempuan cantik.

 

Melalui harian opini yang cukup laris di Italia tersebut, Berlusconi berusaha membela diri. Dia yakin, Liberati dan timnya punya maksud politis di balik skandal bunga-bunga itu. Sebab, menurut dia, mereka tidak punya cukup bukti kuat untuk membawanya ke meja hijau. Sebaliknya, Liberati sangat yakin, bukti-bukti yang telah terkumpul cukup ampuh untuk menggiring politikus senior tersebut ke penjara. Karena itu, dia mendesak Pengadilan Milan segera mengabulkan permohonannya.

 

Beberapa waktu lalu, Ruby Rubacuori -tokoh utama skandal bunga-bunga- melontarkan pengakuan yang memperkuat pernyataan Berlusconi. Kendati tidak menyangkal telah menerima uang USD 10.000 atau sekitar Rp 89,3 juta dari sang PM, gadis keturunan Maroko itu membantah berhubungan badan dengan Berlusconi. Dia mengaku hanya melakukan bunga-bunga (ritual ala Afrika dengan menari erotis tanpa busana di hadapan tuan rumah) bersama 19 gadis lain.

 

Keterangan Ruby tersebut menjadi landasan Berlusconi untuk balik menyerang Liberati dan timnya. Dia yakin, para penegak hukum di kota kelahirannya itu tidak benar-benar ingin menjadikan dirinya tersangka. Lebih dari itu, mereka punya niat politik yang tidak baik. Mereka juga menjatuhkan nama baiknya di mata publik Italia dan dunia. "Saya hanya korban kudeta moral politisi yang mengincar kekuasaan saya," kata pemilik klub sepak bola AC Milan tersebut."

 

Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) Italia mencabut imunitas hukum para menteri dan pejabat pemerintah membuat Silvio Berlusconi repot. Dalam waktu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News