Bupati Malang Yakin Penutupan 7 Lokalisasi Tanpa Gejolak

Bupati Malang Yakin Penutupan 7 Lokalisasi Tanpa Gejolak
Bupati Malang Yakin Penutupan 7 Lokalisasi Tanpa Gejolak

Diharapkan dengan adanya penutupan lokalisasi di Kabupaten Malang, maka jumlah penyakit kelamin dan penyebaran HIV/AIDS mengalami penurunan drastis. Untuk ke depannya, pemkab tak akan memberikan peluang lagi untuk praktik-praktik prostitusi. Begitu ada tanda-tanda sebuah kawasan akan melakukan praktik prostitusi, pemkab langsung akan mengambil tindakan tegas.

Untuk saat ini, tanda-tanda adanya gejolak menjelang penutupan lokalisasi memang belum tampak. Bahkan, dari pengamatan Radar Malang, para mucikari dan PSK sepertinya legawa untuk tak berpraktik asusila lagi di Kabupaten Malang.

Di Suko misalnya, penghuni lokalisasi terbesar di Malang Raya tersebut bakal mengubah tempat prostitusi menjadi pusat hiburan karaoke.

”Mau bagaimana lagi. Apalagi, sekarang kondisi kompleks kami juga sudah sepi. Jadi, PSK tak ambil pusing jika Suko ditutup,” kata salah seorang mucikari lokalisasi Suko yang minta namanya dirahasiakan.

Meskipun PSK sudah terusir dari Suko, tetapi dia tak menjamin para wanita penghibur tersebut akan bertobat. Sebab, para PSK ini biasanya bermigrasi dari satu lokalisasi ke lokalisasi lainnya.

”Bisa saja mereka pindah ke daerah lain,” lanjut pria berusia sekitar 50 tahunan tersebut.

Sementara itu, Kemensos sudah melakukan verifikasi sejak Selasa (11/11) hingga Kamis (13/11) lalu. Verifikasi dilakukan karena Kemensos tidak menginginkan ada data PSK abal-abal.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Malang Sri W Pudji Lestari menyatakan, PSK di tujuh lokalisasi sudah diverifikasi. Kemensos melakukan verifikasi untuk memastikan kebenaran data yang disetor Dinas Sosial Pemkab Malang pada Agustus lalu.

KABUPATEN – Kabupaten Malang diklaim bakal bebas dari pekerja seks komersial (PSK). Tepat pada 25 November mendatang, Bupati Malang Rendra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News