Buya Hamka

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Buya Hamka
Buku 'Ayah' karya Irfan Hamka yang berkisah tentang Buya Hamka. Foto/ilustrasi: arsip JPNN.com

jpnn.com - Dahulu setiap Lebaran kelompok Warung Kopi Prambors -Dono, Kasino, Indro— selalu meluncurkan film baru yang sengaja diputar untuk konsumsi pada hari raya umat Islam.

Hampir pasti film-film Warkop menjadi box office, apa pun kualitas filmnya.

Tahun ini, bersamaan dengan momen Lebaran, film baru yang diluncurkan ialah Buya Hamka dengan bintang utama Vino G. Bastian.

Pergeseran itu menjadi indikasi perubahan pola spritualitas masyarakat perkotaan di Indonesia dalam 10 tahun terakhir. Kalau dahulu Lebaran identik dengan hiburan yang sekadar hura-hura, sekarang bergeser menjadi hiburan yang berdimensi religius.

Perubahan pola ini sangat terasa di kalangan kelas menengah kota. Ketika Ramadan memasuki 10 malam terakhir, masjid-masjid besar di pusat-pusat kota penuh sesak oleh jemaah yang melakukan iktikaf sejak lepas tengah malam sampai subuh.

Bukan hanya generasi kolonial yang memenuhi masjid, karena kalangan milenial pun antusias mengikuti iktikaf.

Baca Juga:

Pola konsumsi hiburan bioskop pun ikut berubah seiring dengan perubahan pola spritualitas masyarakat perkotaan ini. Film Buya Hamka ini menjadi salah satu indikasi perubahan itu.

Bukan sebuah kebetulan ternyata Vino G. Bastian memerankan karakter Buya Hamka. Tentu saja karakter itu sangat berbeda dengan peran yang selama ini diperankannya.

Hingga kini Hamka tetap dianggap sebagai tokoh tasawuf modern yang belum ada tandingnya. Dia bukanlah ulama yang mau berkompromi soal akidah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News