Cacar Monyet Belum Ditemukan di Indonesia, Masyarakat Perlu Waspadai Gejalanya

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan belum ada kasus cacar monyet atau monkey pox yang terdeteksi di Indonesia.
Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam konferensi pers mengenai perkembangan kasus cacar monyet di Indonesia.
Syahril mengatakan saat ini Kemenkes telah mencatat sembilan kasus suspek cacar monyet.
"Ternyata mereka dikeluarkan dari ini (daftar suspek, red), dan setelah di-whole genome sequencing hasilnya negatif tidak ditemukan cacar monyet," kata Syahril, Rabu (27/7).
Dia menjelaskan cacar monyet memiliki dua periode inkubasi yang diawali dengan masa invasi pada hari pertama hingga kelima.
Pada masa invasi, gejala yang kerap ditimbulkan ialah demam tinggi diikuti sefalgia berat (nyeri kepala), limfadenopati, myalgia (nyeri otot), dan astenia (kekurangan energi).
"Pertama demam tinggi, biasanya di atas 38 derajat, sakit kepala yang berat, kemudian ada limfadenopati yaitu benjolan di leher, ketiak, atau pun di selangkangan," tutur Syahril.
Periode kedua adalah masa erupsi yang terjadi pada satu atau tiga hari setelah masa invasi yang umumnya menunjukan gejala lesi atau ruam pada bagian tubuh tertentu.
Kemenkes menegaskan belum ada kasus cacar monyet atau monkey pox yang terdeteksi di Indonesia.
- Obat Inovatif Kanker Getah Bening Masuk Skema JKN, Bisa Diakses Banyak Pasien
- Rencana Larangan Iklan Rokok di Ruang Publik, DPI Tegas Pertanyakan Hal Ini
- Soal Aturan Turunan UU Kesehatan, Kemenkes Diminta Melibatkan Partisipasi Publik
- Menkes RI Sambut Baik Penyelenggaraan ICH Bali 2023, Kumpulkan Dokter Seluruh Dunia
- Kemenkes Diminta Transparan dalam Menyusun Aturan Turunan UU Kesehatan
- Kemenkes Bentuk Komite Dampak Polusi Udara untuk Atasi Risiko Penyakit