Cadangan Minyak Bumi Diprediksi Habis 15 Tahun Mendatang, Begini Respons Eddy Soeparno

Cadangan Minyak Bumi Diprediksi Habis 15 Tahun Mendatang, Begini Respons Eddy Soeparno
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI dari Fraksi PAN Eddy Soeparno. Foto: Humas FPAN DPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Cadangan minyak bumi di Indonesia diprediksi akan habis 15 tahun mendatang. Hal ini harus menjadi perhatian para pemangku kebijakan sebab migas sangat penting bagi kehidupan rakyat.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno menjelaskan permasalahan di industri migas di Tanah Air relatif klasik.

"Kami melihat penurunan lifting migas secara konsisten. Akhir-akhir ini kita juga melihat banyak investor migas besar malah hengkang dari Indonesia seperti Shell dari proyek Masela, Chevron dari proyek Indonesia Deep Water Development (IDD). Ini semua men-trigger, penurunan lifting migas, sehingga akan habis dalam 15 tahun mendatang," kata Eddy kepada wartawan di Jakarta, Selasa, (27/10).

Oleh karena itu, menurut Eddy, perlu investasi siginifikan dari pengusaha dalam negeri, seperti Pertamina. Di sisi lain, Pertamina juga perlu meningkatkan produksi migasnya.

Selain itu juga perlu dibuat kondisi investasi yang menarik kembali agar investor besar mau masuk ke Indonesia. Ini membutuhkan insentif serta perangkat hukum yang menarik investor masuk ke Indonesia.

“Maka kami berusaha meningkatkan lagi lifting migas dengan cara menghadirkan investor ke Indonesia. Kami juga harus meningkatkan cadangan migas lewat investasi asing. Selain itu juga sudah jadi kewajiban kita untuk memperbesar bauran energi dari energi baru dan terbarukan," kata legislator Dapil Cianjur itu.

Komisi VII DPR RI, lanjutnya, tengah menggodok Undang-Undang Energi Baru dan Terbarukan.

"Kami berharap dengan produk hukum baru akan mempercepat hadirnya investasi di energi baru dan terbarukan, di mana yang dimanfaatkan baru 2,5 persen dari total potensi 400 Gigawatt yang ada.

Cadangan minyak bumi di Indonesia diprediksi akan habis 15 tahun mendatang. Hal ini harus menjadi perhatian para pemangku kebijakan sebab migas sangat penting bagi kehidupan rakyat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News