Cafe Nazi Hanya Hobi, Bukan Ideologi

Cafe Nazi Hanya Hobi, Bukan Ideologi
Cafe Nazi Hanya Hobi, Bukan Ideologi
BANDUNG – Gara-gara sebuah media berbahasa Inggris memberitakannya sebagai café pendukung Nazi, Henry Mulyana terpaksa menutup Soldattenkaffe miliknya. Padahal menurutnya, Soldattenkaffe ini, tak ada sangkut pautnya dengan partai anti-Yahudi di tahun 40-an pimpinan Adolf Hitler tersebut.

"Tema yang diusung cafe ini kan pop culture atau seni kontemporer yang mengangkat tema perang dunia II dari sisi Jerman. Disini perlu digaris bawahi, cafe kami hanya seni, bukan ideologi apalagi ekstrimisme dan rasialisme seperti Nazi," kata Henry dalam gelaran jumpa pers yang diadakan di Soldattenkaffe, Komplek Paskal Hypersquare Bandung Blok A No 45, Sabtu  (20/7).

Henry kemudian menuturkan, sejak awal dalam website Soldattenkaffe pun telah dijelaskan maksud dan tujuan dari cafe ini tidak terafiliasi secara politik dengan ideologi Nazi-isme. Ia pun menambahkan, sejak awal, pemilihan nama Soldattenkaffe yang memiliki arti cafe untuk serdadu pun sudah jelas tanpa kerancuan.

"Cafe ini mengangkat sejarah militer, bukan ideologi. Itulah kenapa kami angkat seragam militer dan ornamen perang dunia II supaya menekankan tema cafe serdadu tadi. Gak cuma Nazi, seragam TNI jaman dahulu juga ada," ucapnya.

BANDUNG – Gara-gara sebuah media berbahasa Inggris memberitakannya sebagai café pendukung Nazi, Henry Mulyana terpaksa menutup Soldattenkaffe

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News