Cak Lontong, Sebulan Kadang Cuma Nganggur Dua Hari

Cak Lontong, Sebulan Kadang Cuma Nganggur Dua Hari
Cak Lontong saat syuting Variaty Show Waktu Indonesia Bercanda (WIB) di Studio Net TV, Jakarta, Selasa (7/3/17). FOTO : FEDRIK TARIGAN/ JAWA POS

Bagi pria yang sempat bekerja di bagian quality control di perusahaan elektronik milik Jepang tersebut, persiapan hanyalah membaca materi yang diberikan penyelenggara dan mengikuti brifing.

Ide candaan atau lawakan datang dari mana saja. Bisa dari browsing, update isu terkini, pengalaman sendiri, atau hasil mengobrol bersama orang lain. Ide-ide lawakan itu lantas dia kemas dengan improvisasi dan dijelaskan dengan logis tapi nyeleneh.

Elemen penting dalam lawakannya adalah kejutan. Itulah sebabnya, lawakannya selalu membuat tertawa di bagian akhir. Yakni adanya penjelasan absurd dari suatu hal.

Misalnya, ”Kalau mau kuliah jangan salah ambil jurusan. Anda mau kuliah di UI Depok, jangan ambil jurusan Pulogadung.”

”Saya coba kasih penjelasan yang nggak dipikirkan banyak orang. Itu yang membuat lawakan unik,” kata alumnus Teknik Elektro ITS tersebut.

Menjadi lucu, lanjut Lies, tidak memiliki rumus atau resep. Yang penting adalah kemampuan melakukan improvisasi dan luasnya wawasan. Aktif melawak sejak awal 2000 dari acara-acara off air, pengalaman Lies sudah banyak.

Nama Cak Lontong sendiri mulai dia gunakan sejak 1990-an. Lontong adalah nama julukannya saat kecil dulu lantaran badannya kurus dan lurus kayak lontong. Lantaran semakin sering melawak, dia punya banyak ide dan mahir berimprovisasi.

Alhasil, Cak Lontong sering kebanjiran job. Dalam sebulan dia pernah hanya libur atau menganggur dua hari.

Jadwal on air dan off air Cak Lontong kiat padat. Leluconnya memang selalu sederhana, tidak mengejek, tidak vulgar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News