Cak Lontong, Sebulan Kadang Cuma Nganggur Dua Hari

Cak Lontong, Sebulan Kadang Cuma Nganggur Dua Hari
Cak Lontong saat syuting Variaty Show Waktu Indonesia Bercanda (WIB) di Studio Net TV, Jakarta, Selasa (7/3/17). FOTO : FEDRIK TARIGAN/ JAWA POS

”Masak saya tampil di depan orang-orang yang lagi asyik temu kangen sama makan. Mau melawak selucu apa pun ya saya diabaikan,” kata Cak Lontong.

Supaya lawakannya nyambung dengan audiens dan bisa menguasai situasi, dia selalu bertanya terlebih dahulu mengenai siapa saja yang datang dan jenis acara.

Dengan demikian, Cak Lontong bisa melontarkan lawakan yang sesuai dengan sasaran. Kalau di depan anak SMA atau kuliah, biasanya lawakan terkait dengan pergaulan atau urusan cinta.

Jika diminta melawak di depan karyawan perusahaan atau pejabat negara, dia sering melontarkan lelucon mengenai pekerjaan.

Sebelum melawak di acara apa pun, Lies menerapkan satu hal yang sama. Yakni, lawakan tidak boleh mengandung muatan SARA, afiliasi politik, atau penghinaan terhadap pihak lain. Itu berlaku saat Lies melawak di depan orang biasa maupun pejabat negara.

”Bagi saya, definisi lucu adalah tertawa karena terhibur, bukan tertawa untuk mengejek,” katanya.

Lies mengaku pernah mendapat sambutan negatif. Yakni, tidak ada orang yang tertawa karena lawakannya di sebuah acara yang tak bisa dia ingat.

Bagi dia, kalau penonton tertawa syukur, kalau tidak ya tidak apa-apa. ”Yang penting tugas saya ngomong di depan mereka sudah lunas,” ujarnya.

Jadwal on air dan off air Cak Lontong kiat padat. Leluconnya memang selalu sederhana, tidak mengejek, tidak vulgar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News