Caltung dan Astung
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Hasil penelitian Geertz dituangkan dalam ‘’The Religion of Java’’ yang membagi masyarakat menjadi tiga aliran besar, santri, priyayi, dan abangan.
Santri adalah kelompok religius yang berada di perkotaan dan pesisir, priyayi adalah kelompok aristokrat-ambtenaar yang berada di birokrasi pemerintahan, dan abangan adalah kelompok sinkretis gabungan Islam dan tradisi Hindu yang dianut oleh masyarakat petani di pedesaan.
Fusi yang dilakukan Orde Baru terhadap partai-partai juga didasarkan pada tiga aliran besar itu.
Akan tetapi, karena semua ormas dan parpol dipaksa untuk menerima astung melalui pemaksaan yang represif maka fusi itu tidak bisa bertahan lama.
Sistem multipartai pada era reformasi memunculkan polarisasi yang tajam di masyarakat, terutama dalam satu dekade terakhir di bawah Presiden Joko Widodo.
Fenomena ini mirip dengan sistem multipartai semasa Orde Lama.
Karena itu kemudian muncul gagasan rekonsiliasi nasional dengan menyodorkan konsep calon tunggal alias ‘’caltung’’.
Surya Paloh menawarkan pasangan caltung Anies Baswedan-Ganjar Pranowo sebagai upaya mengakhiri polarisasi.
Indonesia seharusnya bisa menuju ke sistem dua partai karena suprastruktur masyarakat sudah mengerucut kepada dua kubu religius dan nasionalis.
- Inas Zubir Bicara Krisis dan Peluang Masa Depan Hanura di Tengah Keterpurukan
- Forum Purnawirawan TNI Usul Copot Wapres Gibran bin Jokowi, Pengamat: Ekspresi di Negara Demokrasi
- Said Aldi Instruksikan Konsolidasi OKP Hingga ke Tingkat Bawah
- Jokowi Tempuh Jalur Hukum Perihal Tudingan Berijazah Palsu, Pengamat Politik Boni Hargens: Ini Pelajaran Berdemokrasi
- Soal Tuduhan Ijazah Palsu Kepada Jokowi, Pengamat: Kegagalan Memaknai Demokrasi dan Cara Beroposisi yang Sehat
- PAN Dukung Prabowo Jadi Capres 2029, Ahmad Sahroni: Masih Dini untuk Bicara Pilpres