Capres Ikhwanul Muslimin Unggul di Mesir

Capres Ikhwanul Muslimin Unggul di Mesir
Capres Ikhwanul Muslimin Unggul di Mesir
Seperti pilpres putaran pertama yang berlangsung selama dua hari, pilpres lanjutan pun diselenggarakan dua hari berturut-turut pada 16"17 Juni. Morsi dan Shafiq harus berusaha keras menggalang dukungan dari rakyat. Ikhwanul Muslimin yakin kandidatnya akan mendominasi perolehan suara. Jika itu terjadi, mereka akan memantapkan kekuasaannya setelah memenangi pemilu legislatif September lalu.

 

Kini pilihan berada di tangan warga Mesir. Dalam pilpres bebas pertama yang tak diikuti Mubarak itu, mereka harus memilih antara Morsi yang dikenal sebagai politikus garis keras atau Shafiq yang mantan komandan senior Angkatan Udara (AU) Mesir. Masyarakat Mesir dihadapkan pada dua kesempatan. Yakni, membawa Mesir pada masa depan baru berprinsip agama atau kembali ke masa lalu yang otokratis.

 

Sejak awal Ikhwanul Muslimin menjanjikan pencerahan bagi rakyat Mesir. Setelah berhasil mendominasi parlemen, organisasi yang melahirkan partai politik Partai Kebebasan dan Keadilan itu berusaha keras menguasai kursi presiden. Mereka berjanji mencabut akar-akar peninggalan rezim Mubarak, terutama korupsi. Selain itu, mereka bakal meningkatkan pembangunan di segala bidang kehidupan.

 

"Kita berada di ambang era baru. Kita percaya kepada Tuhan. Kita percaya kepada rakyat. Kita percaya kepada partai politik," tandas Essam El Erian, tokoh senior Ikhwanul Muslimin.

KAIRO - Pemilihan presiden (pilpres) Mesir berlanjut ke putaran kedua. Hingga kemarin (25/5), komisi pemilu berhasil menuntaskan penghitungan suara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News