Cara Jitu Petani Magetan Atasi Kekeringan

Cara Jitu Petani Magetan Atasi Kekeringan
Ilustrasi sawah kekeringan. Foto: Kementan

Keadaan tersebut diperparah dengan curah hujan yang sudah tidak turun selama 20 hari, yang memperparah terjadinya kekeringan.

Termasuk terbatasnya sumber air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk penanganan kekeringan, sehingga alternatif penanganan jangka pendek dengan pompa air tidak dapat dilakukan.

Belum lagi, banyaknya petani yang tidak mengikuti pola tanam musim kering yang telah dibuat oleh Dinas Pertanian Kabupaten Magetan.

Rahmanto menuturkan, upaya juga sudah dilakukan agar mencegah puso yang meluas di Magetan. Salah satunya dengan mengusahakan irigasi air tanah dangkal yang kini banyak diterapkan di 10 kecamatan lainnya.

“Sudah ada 14 unit sebenarnya, tapi masih belum maksimal. Makanya, kemarin petani mengajukan lagi untuk bantuan irigasi air tanah dangkal dan irigasi air tanah dalam untuk mengurangi dampak kekeringan agar tidak terjadi puso,” katanya.

Untuk diketahui, irigasi air tanah dangkal bisa menjadi solusi lokal untuk daerah yang tidak tercakup dalam sistem irigasi permukaan atau daerah pertanian lahan kering yang hanya bisa melakukan penanaman padi satu kali dalam setahun.

Air tanah dangkal dengan kedalaman sekitar 4 meter merupakan sumber air yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan air tanaman, baik sebagai irigasi utama pada musim kemarau maupun untuk irigasi suplemen di musim gadu.

Irigasi menggunakan air tanah dangkal dapat dilakukan dengan mesin pompa air berbahan bakar bensin atau solar.

Memasuki musim kemarau sekarang, berbagai upaya dilakukan untuk mencegah agar tanaman padi tidak mengalami puso.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News