Cari Batik Premium? Datang Saja ke Thamrin City

Cari Batik Premium? Datang Saja ke Thamrin City
Ilustrasi. Foto: JPNN

Di kios batik ini, sebuah kemeja batik pria atau blues wanita rata-rata hanya bertahan di etalase sekitar lima hari.

Awalnya, batik Putra Fakruddin hanya menjajakan produk di butiknya di Pekalongan dengan menyasar pasar para wisatawan dan warga sekitar.

“Sejak buka etalase di TM Thamrin City, Putra Fakhruddin semakin dikenal. Kini omzetnya sekitar Rp 1,5 miliar per bulan baik untuk retail maupun grosir,” ujar Bekti.

Saat kali pertama membuka kios pada 2011, mereka hanya bisa menyewa satu kios di lantai dasar.

Enam bulan berselang, mereka bisa menambah satu kios lagi di lantai yang sama.

Saat ini, mereka memiliki beberapa kios di Thamrin City.

Menurut Ho Mely, batik Putra Fakhruddin di Pusat Batik Nusantara, TM Thamrin City adalah salah satu contoh success story para pedagang batik tradisional di daerah-daerah setelah membuka etalasenya di trade mall-trade mall di bawah manajemen TM Agung Podomoro.

“Dulu, kami turun langsung ke sentra-sentra produksi batik di daerah. Mengajak mereka perlunya membuka etalase di Jakarta. Agar produk mereka semakin dikenal luas. Karena kebanyakan perajin batik kita masih berpola bisnis tradisional, yang sudah cukup puas dengan melayani kebutuhan lokalnya saja. Padahal potensi pasar mereka sangat bagus,” ujar Mely Surjani.

Para pencinta batik tak perlu lagi pergi ke Pekalongan untuk mendapatkan batik khas daerah itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News