Catatan Ketua MPR: Pangan dan Bijak Berutang, Membarui Prioritas di Tengah Ketidakpastian

Oleh: Bambang Soesatyo

Catatan Ketua MPR: Pangan dan Bijak Berutang, Membarui Prioritas di Tengah Ketidakpastian
Ketua MPR Bambang Soesatyotyo. Foto: Dokumentasi Humas MPR RI

Jumlah itu menandai penurunan produksi padi sebanyak 1,12 juta ton GKG atau 2,05 persen jika dibandingkan produksi padi tahun 2022 yang 54,75 juta ton GKG.

Dengan begitu, produksi beras pada 2023 hanya sekitar 30,90 juta ton, atau turun 645,09 ribu ton ekivalen 2,05 persen, jika dibandingkan dengan produksi beras tahun 2022 yang mencapai 31,54 juta ton.

Faktor menurunnya luas areal panen padi sangat penting untuk digarisbawahi dan ditangani melalui program berkelanjutan.

Masih menurut BPS, luas areal panen padi per 2023 diperkirakan 10,20 juta hektare setelah mengalami penurunan seluas 255,79 ribu hektare, atau 2,45 persen, jika dibandingkan luas areal panen padi tahun 2022 yang mencapai 10,45 juta hektare.

Fakta tentang defisit produksi bahan pangan itu, khususnya beras, hendaknya ditangani dengan lebih sungguh-sungguh melalui program yang realistis.

Tekad mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan jangan lagi dijadikan sekadar slogan. Telah diingatkan berulangkali bahwa perubahan iklim membawa dampak sangat serius, utamanya terhadap sektor tanaman pangan.

Menurut perkiraan Organisasi Pangan Dunia (FAO),jika komunitas global gagal menangani persoalan seputar peningkatan suhu bumi, dunia akan menghadapi krisis pangan pada 2050.

Tidak elok jika para pemimpin era terkini mewarisi persoalan defisit produksi bahan pangan kepada generasi anak-cucu.

Dunia sedang tidak sedang baik-baik saja, jangan gegabah memanfaatkan utang dan mulailah lebih bersungguh-sungguh mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News