Catatan untuk Pemerintah: Stimulus Fiskal Belum Cukup Mendorong Pengembangan Green Economy

Catatan untuk Pemerintah: Stimulus Fiskal Belum Cukup Mendorong Pengembangan Green Economy
Ilustrasi Green Economy. Foto: global-recycling

"Banyak ide-ide dan proyek green economy yang membutuhkan ‘bensin’ untuk dijalankan," ujar Herni.

Menurut Herni, salah satu yang bisa pemerintah lakukan agar pengembangan proyek green economy di Indonesia bisa lebih cepat terwujud yaitu perlu adanya suatu kesepakan dan target ambisi yang sama antarkementerian atau lembaga dalam mencapai net zero emission (NZE).

"KLHK, Kemenkeu, dan Bappenas sudah bergerak menuju ekonomi hijau, dan ini harus selalu kita dorong supaya semakin ambisius target NZE-nya," kata Herni.

Menurutnya, kerja sama Kementerian ESDM dengan salah satu bank BUMN untuk mendukung pembiayaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap menjadi langkah baik untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dan berkontribusi dalam penyelesaian masalah lingkungan.

"Ini baik dan cukup strategis. Investasi ke arah pembangunan rendah karbon saat ini sangat dibutuhkan karena inovasi-inovasi ke arah ekonomi hijau perlu didorong sehingga ekonomi kedepan makin kuat dan meningkatkan decent work dan kesejahteraan bagi masyarakat luas," jelasnya.

Selain itu, kata dia, kerja sama tersebut bisa menjadi fondasi awal agar bank BUMN lainnya ikut andil dalam proyek pembangunan PLTS Atap.

Sementara itu Research & Knowledge Manager Perkumpulan Prakarsa, Cut Nurul Aidha menilai sudah ada langkah-langkah signifikan yang diambil pemerintah untuk menerapkan green economy.

Misalnya, adanya program Indonesia Green Growth milik Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Paket stimulus seperti kebijakan fiskal belum cukup mendorong pengembangan proyek-proyek green economy.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News