Cegah Korupsi, UI Tarik Mantan Pimpinan KPK

Cegah Korupsi, UI Tarik Mantan Pimpinan KPK
Cegah Korupsi, UI Tarik Mantan Pimpinan KPK

JAKARTA  - Universitas Indonesia baru saja terkena badai korupsi. Mantan wakil rektor UI Tafsir Nurchamid dijebloskan ke penjara oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). UI kini mulai berbenah dengan menarik Erry Riyana Hardjapamengkas, mantan pimpinan KPK.
 
Pembenahan internal di UI itu dimulai dengan penjaringan personel Majelis Wali Amanat (MWA) masa bakti 2014-2019 dari unsur masyarakat. Kini sudah ada enam nama anggota MWA UI yang berasal dari unsur masyarakat, dan segera dilantik melalui surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).
 
Dari keenam nama itu, salah satunya adalah Erry Riyana Hardjapamengkas. Dia adalah mantan pimpinan KPK angkatan pertama (2003) di bawah komando Taufiequrachman Ruki. Kiprah Erry Riyana kala itu lumayan moncer. Diantaranya adalah integritasnya yang tinggi meskipun KPK saat itu belum memiliki infrastruktur komplit seperti saat ini.
 
Pj Rektor UI Muhammad Anis tidak menampik bahwa penarikan Erry Riyana Hardjapamengkas itu bermotif pembenahan management internal UI. Karena menjadi anggota MWA dari unsur masyarakat, Anis tidak mempersoalkan meskipun Erry Riyana Hardjapamengkas itu berasal dari Universitas Padjadjaran Bandung.
 
"Di jajawan MWA UI, nanti pak Erry Riyana ditempatkan sebagai ketua Komite Audit," jelas Anis usai pemberian beasiswa kerjasama UI dengan Indofood di komplek UI kemarin.

Dengan masuknya Erry Riyana, Anis mengharapkan nanti bisa ditemukan formulasi audit keuangan yang benar itu seperti apa. Sehingga tidak sampai ada kesalahan administrasi, sehingga berujung tuduhan tindak pidana korupsi.
 
Komite audit di tingkat MWA itu, membuat kegiatan audit di UI semakin berlapis. UI sejatinya sudah memiliki tim audit internal yang berada di bawah koordinasi rektor. Selain itu, sebagai satuan kerja (satker) Kemendikbud UI juga diaudit oleh tim Itjen Kemendikbud.
 
Anis mengatakan tugas dari komite audit di tingkat MWA itu adalah, untuk menyusun sistem yang bagus dalam urusan audit keuangan. Selain itu komite ini juga diberi kewenangan menunjuk auditor eksternal UI untuk perbandingan hasil audit internal mereka.
 
Anis menampik bahwa upaya UI menggaet Erry Riyana itu untuk "menyelamatkan" Tafsir Nurchamid yang sekarang sedang digarap KPK. Dia menegaskan bahwa urusan proses hukum Tafsir Nurchamid dipasrahkan ke komisi anti rasuah itu. "Meskipun begitu sebagai kolega dan dulu pernah bekerja bersama, saya ikut bersimpati atas kasus pak Tafsir Nurchamid ini," paparnya.
 
Dia menuturkan Tafsir Nuchamid terpeleset karena kesalahan administrasi. Dengan kesalahan administrasi itu, dia lantas diduga sebagai pejabat negara yang memperkaya orang lain. Anis yakin tidak ada niat dari Tafsir Nurchamid untuk memperkaya diri sendiri. (wan)


JAKARTA  - Universitas Indonesia baru saja terkena badai korupsi. Mantan wakil rektor UI Tafsir Nurchamid dijebloskan ke penjara oleh Komisi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News