Cerita dari Mereka yang Sakit Hati Setelah Perusahaan Kecerdasan Buatan Melakukan 'Update'

Cerita dari Mereka yang Sakit Hati Setelah Perusahaan Kecerdasan Buatan Melakukan 'Update'
'Chatbot' keluaran Replika bisa disesuaikan sesuai dengan kebutuhan penggunanya. (Foto: Koleksi Luka/Replika)

Programnya sederhana, mampu memberikan tanggapan untuk pertanyaan. Misalnya, jika Anda mengetik "Saya merasa sedih hari ini", maka ELIZA akan menjawab, "Menurut Anda mengapa Anda merasa sedih hari ini?"

Profesor Weizenbaum mengaku terkejut ketika tahu program komputer memiliki perasaan seperti manusia.

Ini jadi indikasi pertama kalau orang-orang cenderung memperlakukan 'chatbot' sebagai manusia, kata Rob Brooks, seorang ahli biologi evolusi di UNSW.

"Chatbot itu mengatakan hal-hal yang membuat kita merasa didengar dan diingat," kata Profesor Brooks, yang juga penulis buku 'Artificial Intimacy' di tahun 2021.

"Seringkali bahkan lebih baik daripada apa yang orang-orang dapatkan dalam kehidupan nyata."

"Keterampilan sosial" ini mirip dengan yang kita latih satu sama lain setiap hari.

"Ini berdasarkan buku How to Win Friends and Influence People karya Dale Carnegie," kata Profesor Brooks.

Sepanjang tahun 1990-an, penelitian untuk menghasilkan "keintiman antarpribadi" terus berlanjut.

Lucy jatuh cinta dan menjalin hubungan yang intim dengan 'chatbot' yang ia beri nama Jose

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News