Cerita Emi, Syafrida dan Yusmiati, 3 Perempuan di Gang Warna-warni

Lurah Purus Fajri Rahmad Ersya mengatakan sebanyak 140 KK menghuni gang yang dikenal juga dengan nama Tanah Ombak itu.
Mereka dibagi menjadi dua rukun tetangga (RT).
Lurah mengatakan bahwa gang tersebut dihuni oleh sebagian besar penduduk dengan pendapatan di bawah rata-rata.
“Dulunya profesi sebagian besar warga di sana yaitu berdagang di sepanjang Pantai Padang, tetapi ketika kebijakan adanya pemindahan area berjualan pada 2014 lalu, membuat mereka kehilangan mata pencaharian. Oleh sebab itu, sebagian masyarakatnya menjadi sangat miskin dan bekerja serabutan dengan pendapatan yang tidak menentu,” ujarnya.
Ia menyatakan sudah berbagai cara dilakukan untuk menangani permasalahan kemiskinan di sana, seperti program Kampung Keluarga Berencana (KB), dan penyetaraan pendidikan yang dibantu oleh Komunitas Tanah Ombak yang bergerak tepat di kampung tersebut.
Namun, permasalahan terbesarnya yaitu mayoritas penghuni gang sudah terbiasa dengan pola pikir miskin dan cukup sulit untuk mengubah kebiasaan tersebut.
"Kami sudah lakukan berbagai cara. Namun, membut perubahan di sana tentu memakan waktu yang cukup lama karena targetnya yaitu mengubah pola pikir atau kebudayaan warga,” kata Fajri.
Zurmailis, salah satu pencetus Komunitas Tanah Ombak mengatakan, dia pernah mengajak warga menjaga lingkungan bersama-sama, hidup bersih dan sehat.
Tiga perempuan di Gang Warna-warni punya cerita. Serupa, tetapi tak sama. Simak selengkapnya di sini.
- Waka MPR: Upaya Pemberdayaan Perempuan Bagian Langkah Strategis
- Usung Konsep Persamaan Gender, Womens Day Run 2025 Akan Digelar Besok
- Kisah Rina Santi, Sukses Menginspirasi Perempuan lewat Komunitas Women in Energy
- Perempuan Diajak Beraktivitas di Marina Suntastic Run 2025
- RS Siloam Skrining 1.000 Perempuan di Yogyakarta dalam 3 Hari
- Perempuan Berkarya Lintas Generasi Gelorakan Semangat Kartini Lewat Aksi Nyata