Cerita Nihad, Mantan Budak Seks ISIS yang Lari, Terpisah dari Putranya

Cerita Nihad, Mantan Budak Seks ISIS yang Lari, Terpisah dari Putranya
Nihad Barakat Shamo Al-Awsi. Foto: AFP

Nihad tahu, banyak budak ISIS meninggal dalam penahanan (perbudakan, penangkaran atau apalah namanya). Namun dia berusaha bertahan dan percaya bahwa suatu hari dia akan bersatu kembali dengan keluarganya.

"Saya sempat menemui saudara perempuan dan saudara laki-laki saya (sama-sama tertahan), dan saya berkata, 'mohon berpegang teguh pada harapan bahwa suatu hari nanti kita akan dibebaskan dan kita akan kembali ke kehidupan lama'," tutur Nihad.

Singkat cerita, Nihad hamil. Setelah rutin diperkosa dan disiksa, Nihad mengandung janin dalam rahimnya. "Saya membawa seorang pria ISIS kecil. Ketika saya hamil, saya berpikir mengapa ini terjadi. Saya terdiam, merasa tersesat. Namun suatu hari saya berhasil menelepon keluarga saya di luar, dan sejak saat itu saya kembali memupuk harapan lagi," ujarnya.

Nihad mencoba untuk menggugurkan kandungannya. Namun akhirnya anaknya itu lahir. Dia memberi nama Issa, bahasa Arab untuk Yesus. Issa akan berusia dua tahun pada Juli nanti.

Ketika Nihad melarikan diri, dia terpaksa meninggalkan Issa yang saat itu baru berumur tiga bulan, bersama ayahnya, Abo Faris. Pria itu tetap berada di Irak utara dan bersikeras untuk menjaga Issa.

Nihad pun berpikir, bahkan jika dia berhasil membawa Issa lari bersamanya, rakyatnya akan menolak anaknya. "Dia adalah bagian dari saya, tapi dia adalah salah satu dari penjahat. Bahkan jika saat ini saya berhasil menemuinya lagi, keluarga saya dan semua orang Yazidi akan mengatakan 'ini adalah anggota ISIS'," tuturnya.

Nihad lolos dari penculiknya karena perselisihan antara Abo Faris, istrinya dan gadis Yazidi lainnya. Ceritanya, untuk meredam pertengkaran 'keluarga' itu, Nihad dititipkan ke sepupu Abo Faris. Nah dari sana, dengan bantuan kelompok yang membantu wanita Yazidi, dia akhirnya bisa melarikan diri dari Mosul.

Namun meski dia telah bebas dari perbudakan ISIS, Nihad mengatakan bahwa dia tidak akan pernah merasa bebas. "Masih banyak orang Yazidi di bawah kendali ISIS dan karena saya masih memiliki anak laki-laki bersama mereka, saya tidak akan merasa bebas," ujarnya.

Ini kisah tentang Nihad Barakat Shamo Al-Awsi, perempuan dari Yazidi, Irak utara....

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News