Cerita Proklamasi dari Bandung

Cerita Proklamasi dari Bandung
Merujuk arsipnya, foto sejumlah tentara Sekutu menyimak radio di Bandung ini dipotret pada zaman perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia (1945-1949). Foto: Dok. Arsip Nasional Belanda.

Sakti seorang jurnalis. Pendiri dan penyiar RRI Bandung.

Dia juga yang mendirikan PT. Pikiran Rakyat Bandung yang menerbitkan koran harian Pikiran Rakyat.

Sejak mendirikan PE ER--begitu orang Bandung karib menyapa koran itu--hingga berpulang pada 28 April 1983 di Banjarmasin, dia menduduki jabatan Direktur PT. Pikiran Rakyat dan Pemimpin Umum Harian Umum Pikiran Rakyat.

Nah, merujuk arsip Pikiran Rakyat, Sakti menyiarkan berita proklamasi pada 17 Agustus 1945 malam bergiliran dengan wartawan lainnya; Odas Sumadilaga, Sam Amir dan R.A. Darya.

Pembacaan proklamasi kemerdekaan dari Radio Bandung, terdengar pula hingga ke Amerika Serikat dan juga Arab Saudi. "Ada saksi yang mengaku mendengarnya," tulis Pikiran Rakyat.

Daya pancar radio Bandung memang sangat luas.

Sejumlah wartawan dan aktivis pergerakan kemudian keliling Bandung dan Cimahi dengan mobil menyiarkan berita proklamasi. Ada yang bawa senjata.

Merujuk buku Saya Pilih Mengungsi, Pengorbanan Rakyat Bandung untuk Kedaulatan yang ditulis Ratnayu Sitaresmi dan Soewarno Darsoprayitno, pemuda yang keliling mengumumkan proklamasi itu dilempari batu oleh pemuda Indo-Belanda yang baru keluaran dari interniran di Bandung Utara.

KETEMU harta karun di Bandung. Rekaman suara asli Sakti Alamsjah. Jurnalis legendaris yang membacakan teks proklamasi melalui siaran radio.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News