Cerita Sedih Tentara Wanita Korut: Jadi Pemuas Komandan
Tetapi. perempuan cenderung memiliki latihan fisik yang sedikit lebih pendek. Mereka diminta untuk melakukan pekerjaan sehari-hari seperti membersihkan dan memasak. Meski terkesan ringan, tapi tidak demikian adanya.
”Setelah enam bulan sampai satu tahun berdinas, kami tidak akan menstruasi lagi karena kekurangan gizi dan lingkungan yang penuh tekanan,” katanya.
Tetapi, itu bikin mereka senang. Pasalnya, jika masih datang bulan, mereka akan kesulitan. Terutama, karena tidak ada pembalut sekali pakai.
”Perempuan di Korut sampai hari ini masih menggunakan kain katun putih tradisional sebagai pembalut,” kata Juliette Morillot, penulis North Korea in 100 Questions.
”Harus dicuci setiap malam saat tidak terlihat laki-laki.”
Morillot baru saja kembali dari kunjungan ke Korut dan berbicara dengan beberapa tentara wanita. ”Salah seorang gadis berusia 20 tahun yang saya ajak bicara mengatakan bahwa dia tidak mendapatkan menstruasi selama dua tahun terakhir,” terangnya.
Tak hanya itu, pelecehan seksual, kata Baek dan Morillot, sudah marak. ”Kebanyakan tentara perempuan yang saya wawancarai mengatakan hal itu terjadi pada orang lain.”
Lee So Yeon juga mengatakan bahwa dia tidak diperkosa selama dia berada di angkatan bersenjata antara tahun 1992 dan 2001. Tetapi, rekan-rekannya mengalami itu.
Yang lebih menderita lagi adalah para tentara wanita. Mereka diperlakukan sangat rendah. Hanya menjadi pemuas nafsu para komandannya.
- Tahan Bantuan untuk Israel, Joe Biden 'Dihajar' DPR Amerika
- Stafsus Kementerian Investasi Pradana Soroti Ketidakadilan Kerja Sama Antarnegara
- Indonesia Mengutuk Keras Aksi Biadab Warga Sipil Israel di Perbatasan Gaza
- KBRI Seoul Ungkap Tantangan untuk Mewujudkan Bebas Visa ke Korsel
- Serangan Presisi Drone Israel Berhasil Habisi Elite Hizbullah
- Populasi Korsel Menua Berpotensi Jadi Peluang Emas Indonesia