Cermati Empat Menteri dalam 100 Hari Pertama

Cermati Empat Menteri dalam 100 Hari Pertama
Cermati Empat Menteri dalam 100 Hari Pertama
Sampai-sampai, dalam suatu kesempatan berbincang dengan saya di Padang dua tahun lalu, Gamawan bersumpah tidak akan maju lagi menjadi gubernur untuk periode kedua. Dengan kebijakan menteri dalam negeri selama ini, dia merasa tidak ada manfaatnya menjadi gubernur.

Gamawan ternyata memang tidak mungkin menjadi gubernur lagi. Dia malah menjadi menteri dalam negeri. Maka, Gamawan mestinya sudah tahu persis apa yang harus diperbuat dalam jabatannya yang baru ini. Atau, dia ternyata juga seperti menteri sebelumnya: begitu masuk ke departemen dalam negeri, dia langsung terjerat oleh kerangkeng birokrasi yang kuat di dalamnya -dan dia bisa menikmatinya.

Fadel sendiri ternyata juga menjadi menteri: perikanan dan kelautan. Sebuah kementerian yang semestinya juga cocok untuk dirinya. Bukankah lima tahun lalu Fadel sangat jengkel karena idenya gagal dilaksanakan karena dia hanya seorang gubernur? Yakni, ide untuk membuat Teluk Tomini yang begitu kaya ikan sebagai wilayah khusus yang perikanannya bisa menarik perhatian dunia.

Ide Fadel itu gagal karena Teluk Tomini ''dimiliki'' oleh tiga gubernur: Sulut, Gorontalo, dan Sulteng. Untuk membuat potensi Teluk Tomini menjadi pusat perikanan dunia, haruslah tiga gubernur tersebut sepakat. Kesepakatan itulah yang gagal dia peroleh. Kini, sebagai menteri perikanan dan ke­lautan, Fadel tentu akan bisa memaksakan ide lamanya tersebut.

KETIKA dua gubernur ini diundang untuk berdebat di Jawa Pos Institute of Pro-Otonomi (JPIP) pada Juni lalu, kami memang berharap salah satunya akan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News