Chandra, Ade, dan Johan Tersingkir

Tak Lolos Seleksi Pimpinan KPK, Diduga karena Nyanyian Nazaruddin

Chandra, Ade, dan Johan Tersingkir
KPK SETENGAH HATI : Massa dari Komite Aksi Pemuda Anti Korupsi (Kapak) melakukan aksi unjukrasa dengan membawa baliho bergambar orang yang dinilai pelaku korupsi, di Jalan depan Gedung KPK, Jakarta, Kamis (28/7). Aksi ini merupakan bentuk kekecewaan mereka terhadap KPK yang dinilai hanya mengulur waktu dan tebang pilih dalam menuntaskan kasus korupsi. Foto : Tedy Kroen/Rakyat Merdeka
Memang, beberapa waktu terakhir, Nazaruddin terus menebar tuduhan-tuduhan kepada Chandra dan Ade. Misalnya, Nazaruddin pernah mengatakan memiliki rekaman cctv (closed circuit television) yang isinya adalah pertemuan antara dirinya dengan Chandra pada November 2010. Dimana saat itu, kata Nazaruddin, Chandra menerima sejumlah uang lantaran telah mengancam akan menindaklanjuti kasus korupsi pengadaan seragam hansip dalam pemilu 2009.

Terakhir, Ade disebut-sebut Nazaruddin pernah menemui dirinya untuk membicarakan beberapa kasus di KPK. Ade pun mengakui bahwa dirinya pernah dua kali bertemu dengan Nazaruddin. Yakni pada sekitar Januari 2010 dan November 2010. Mantan Kapolwiltabes Surabaya itu juga mengakui bahwa saat itu Nazaruddin menanyakan beberapa kasus yang ditangani KPK.

Ade yang beberapa saat sebelum pengumuman pansel KPK ditemui Jawa Pos mengaku akan pasrah terhadap apapun keputusan pansel KPK. "Kalau tidak lolos saya mau pensiun dengan tenang. Mumpung masih sehat saya mau menikmati masa pensiun" ujarnya lantas terkekeh.

Polisi dengan dua bintang di pundak itu memang akan memasuki masa pensiun pada 31 Juli mendatang. "Karena pensiun, saya juga harus meninggalkan jabatan saya di KPK," imbuhnya.

JAKARTA - Strategi Nazaruddin yang terus bernyanyi dan menyeret para petinggi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) benar-benar efektif. Buktinya, selain

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News