China Bangun PLTU di Batam

China Bangun PLTU di Batam
China Bangun PLTU di Batam
JAKARTA - Setelah sempat terkatung-katung akibat gagalnya Dongfang Electric Corporation memenuhi kontrak proyek PLTU Tanjung Kasam, akhirnya PT TJK Power sebagai anak perusahaan PLN Batam memilih China Huadian Engineering Co.Ltd (CHEC). Proyek senilai USD 181 juta yang dibangun dengan kredit pembiayaan dari China Exim Bank itu ditargetkan kelar pada awal 2011.   Harapannya, dengan beroperasinya PLTU Tanjung Kasam maka listrik di Batam tak lagi byar-pet dan harga jual listrik dari PT PLN Batam pun bisa jauh lebih murah. Pasalnya, PLTU Tanjung Kasam menggunakan batubara untuk menggerakkan pembangkit sehingga biayanya jauh lebih murah dibanding pembangkit yang menggunakan BBM dan gas yang harganya fluktuatif.   Untuk menggesa pembangunan PLTU Tanjung Kasam, dilakukanlah signing ceremony (penandatanganan) dua kesepakatan kontrak antara PT TJK Power dengan CHEC di Hotel JW Marriot, Jakarta, Jumat (21/11). Dua kontrak yang ditandatangani adalah Engineering, Procurement and Conctruction (EPC) dan Long Term Supplier Credit Agreement.   Penandatanganan kontrak dilakukan oleh Margamulia Arifin selaku Direktur Utama PT TJK Power dan CEO CHEC Mr Li LInwei dengan disaksikan oleh atase perdagangan China di Jakarta, Fang Qiu Chen, Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen ESDM Jack Purwono, Direktur Pembangkit Jawa-Bali PT PLN Sapto Triyono dan Dirut PLN Batam Zainuddin.   Pada kesempatan itu, Mr Fang Qiu Chen yang hadir mewakili Duta Besar China mengatakan bahwa kerjasama PT TJK Power dan CHEC itu diyakini akan berjalan baik. Alasannya, keduanya adalah perusahaan yang memiliki reputasi bagus.   Menurutnya, ini bukan yang pertama perusahaan china menggarap proyek PLTU di Indonesia karena sebelumnya CHEC sudah sukses membangung PLTU di Asahan, Sumatera Utara. Fang yakin sukses itu akan berlanjut di Batam yang juga menjadi salah satu daerah tujuan investor asal China. "Kita tahu proyek di Asahan di Sumatera Utara juga berjalan baik. Saya harap ini juga berlanjut di Batam," ucapnya.   Sedangkan Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi Jack Purwono mengatakan, pemerintah telah lama menunggu realisasi proyek Tanjung Kasam. "Dengan penandatanganan ini, dalam beberapa tahun ke depan kita akan melihat hasil PLTU Tanjung Kasam," ujarnya.   Tak hanya itu,Purwono juga menilai PLTU Tanjung Kasam yang terletak di Kecamatan Nongsa, Kota Batam itu akan mampu mengurangi ketergantungan Batam pada pembangkit yang menggunakan bahan bakar minyak. Disebutkannya, penggunaan BBM untuk pembangkit di Batam hingga saat ini masih mencapai 30 %.   Namun yang lebih penting, sambung Purwono, Batam sebagai daerah FTZ harus mendapat pasokan energi yang cukup karena permintaan akan pasokan listrik terus tumbuh. "Kita akan jaga Batam terang terus, karena ia adalah frontier penting bagi investasi ke Indonesia," ulasnya.   Harga Jual Listrik PLTU Tanjung Kasam Lebih Murah   Ditemui Batam Pos (JPNN Grup) usai penandatanganan kontrak, Margamulia Arifin mengatakan, pihaknya menargetkana proyek tersebut sudah selesai dan beroperasi pada kuartal pertama 2011, atau lebih maju dibanding kesepakatan kontrak TJK dengan Dongfang.   Pemilihan CHEC, papar Arifin, karena Dongfang gagal memenuhi target seperti tertuang dalam kontrak dengan TJK Power akibat adanya force majeure setelah pabrik-pabrik Dongfang di China rusak akibat bencana gempa bumi. "Jadi kita divorce (cerai) dengan Dongfang secara baik-baik, tidak ada gugatan hukum," sambungnya.   Tetapi mengapa penggantinya juga perusahaan dari China? "Ini sudah melalui tender terbatas yang diikuti empat peserta tender termasuk CHEC. Kita pilih CHEC karena mengajukan penawaran paling murah," tandasnya.   Arifin mentargetkan, return of investment PLTU Tanjung Kasam pada tahun ke-tujuh sejak dioperasionalkan. Sementara batas waktu pengembalian kredit ke China Exim Bank 10 tahun dengan grace pariod selama tiga tahun dengan jaminan dari Sinosure China sebagai penjamin kredit.   Arifin juga yakin Tanjung Kasam akan kompetitif dibanding pembangkit lain di Batam. Bahkan, listrik produksi Tanjung Kasam jauh lebih murah karena menggunakan batubara.   "Sangat murah dibanding pembangkit yang pakai fuel (solar). Kita berani tawarkan ke PLN sebagai pembeli tunggal Rp 450/Kwh. Tapi PLN belum sepakat dan belum mengajukan penawaran. Desember nanti kita harap sudah ada kesepakatan harga jual dengan PLN Batam," paparnya.   Sedangkan Dirut PLN Batam Zainuddin menegaskan, Tanjung Kasam akan menjadi baseload pasokan listrik di Batam. Meski saat ini Batam masih surplus energi hingga 80 megawatt, namun pasokannya berasal dari pembangkit lama yang menggunakan bahan baku solar.   Dengan beroperasinya Tanjung Kasam pada 2011, sambung Zainuddin, maka surplus energi di Batam akan disalurkan juga ke Bintan melalui interkoneksi. "Bahkan di business plan kami, kita akan jual juga ke Singapura," sambungnya.   Saat disinggung tentang harga jual listrik dari TJK Power yang hanya Rp 450/Kwh, Zainuddin mengatakan bahwa pihaknya belum mengajukan penawaran. "Kita belum menawar. Tentunya bisa lebih murah daripada Rp 450/Kwh," tegasnya.   Yang pasti, Zainuddin menjamin dengan berperasinya Tanjung Kasam akan membuat harga jual listrik PLN Batam jauh lebih murah. "Tentu kalau biaya produksi lebih rendah, harga jualnya juga lebih murah jadi tarif bisa kami turunkan," ucapnya.   Selain itu, PLN Batam juga akan melakukan gasifikasi pada pembangkit yang masih menggunakan solar. PLN Batam juga akan mengunakan gas dari Natuna untuk pembangkit. "Gas Natuna yang dialirkan ke Singapura akan kita tarik ke Tanjung Uncang. Tidak terlalu jauh karena hanya 12 Km. Tetapi biaya investasi dan harga sampai di Tanjung Uncang masih dihitung konsultan," ujarnya yakin.(ara/jpnn)      

JAKARTA - Setelah sempat terkatung-katung akibat gagalnya Dongfang Electric Corporation memenuhi kontrak proyek PLTU Tanjung Kasam, akhirnya PT TJK


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News