Cicit Perdana Menteri Pertama Australia Setuju Patung Kakek Moyangnya Diturunkan

"Banyak orang yang tergabung dalam gerakan Black Lives Matter menyebutkan bagaimana polisi memperlakukan orang berkulit hitam bukan sebagai manusia. Begitulah yang dilakukan kakek moyang saya dan rekan-rekannya," kata Anne menambahkan.
Anggota DPR dari Dapil Barton, Linda Burney, mengatakan ia tidak ingin melihat nama daerah pemilihannya itu diganti.
"Terpilihnya saya di tahun 2016 bagaikan sebuah ironi. Saya suka dengan kenyataan bahwa ada seorang perempuan penduduk asli bisa menduduki kursi Dapil Barton," ujar Linda yang merupakan keturunan Aborigin.
"Yang penting adalah bagaimana patung itu menceritakan kebenaran. Bahwa akan ada keputusan lokal untuk menentukan apa yang terjadi pada patung itu," katanya.
Ia menambahkan, sekarang sudah muncul kesempatan untuk mencerminkan keragaman manusia di Australia melalui tugu dan patung-patung di taman dan pusat kota.

Dua puluh tahun berdiri
Walikota Port Macquarie dan Hastings, Peta Pinson, telah menyatakan ketidaksetujuannya terhadap ide memindahkan patung Edmun Barton dari lokasinya sekarang.
"Konstitusi itulah yang telah memberikan kita kemerdekaan dan hak seperti yang kita miliki sekarang," kata dia.
Anne Barton, cicit dari Perdana Menteri pertama Australia, Sir Edmund Barton, mendukung gerakan untuk menurunkan patung kakek moyangnya yang didirikan di atas area pemakaman warga Aborigin
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS